Aneka Pencetus Alergi

Faktor pencetus alergi terbagi tiga, yaitu lingkungan, makanan, dan hal lainnya. Berikut beberapa contohnya:

 Lingkungan.
1. Debu rumah dan tungau. Biasa terdapat pada karpet bulu, boneka bulu, gorden, tumpukan koran/majalah/buku.
2. Kapuk pada kasur, bantal, guling, boneka.
3. Asap, bisa karena asap rokok, asap dari dapur, obat nyamuk, sampah, dan kendaraan bermotor.
4. Rontokan bulu binatang.
5. Renovasi rumah; debu bangunan, semen, hingga bahan kimia lainnya, seperti pada cat.
 
Makanan.
1. Makanan/minuman dingin.
2. Permen dengan segala variasinya.
3. Cokelat dan segala olahannya
4. Aneka bahan penyedap rasa buatan.
5. Gorengan.
6. Kacang dengan segala olahannya.

Hal-hal lain:
1. Infeksi respiratorik akut; flu/batuk-pilek-demam.
2. Kelelahan atau stres baik fisik maupun psikis.
3. Aktivitas fisik berlebihan seperti berlarian, teriak-teriak, menangis, tertawa berlebihan.
4. Perubahan musim atau pancaroba.

CIRI ALERGI 
- Ciri khas batuk-pilek alergi: batuk "membandel"/susah sembuh, timbul berulang dalam rentang waktu yang 
   pendek.
- Rentang waktu penyembuhan: lebih dari dua minggu.
- Pengobatan: hindari pencetusnya sebisa mungkin maka anak akan sembuh dengan sendirinya. Bahkan bila 
  berhasil menghindarinya 100% batuk-pilek si kecil tidak akan kambuh lagi.
- Catatan: Bisa saja pada awalnya anak terkena batuk pilek yang disebabkan infeksi (ada virus/bakteri/jasad 
  renik lain yang masuk ke dalam tubuhnya), namun bila dalam 3 hari tidak sembuh maka sumber utamanya 
  adalah alergi.

WASPADAI ASMA
Untuk lebih meyakinkan apakah benar si kecil memiliki bakat alergi, lakukan investigasi sederhana yakni dengan merunut siapa dari kedua keluarga kita yang memiliki riwayat alergi. Ini berarti termasuk melihat riwayat kesehatan paman, bibi, hingga kakek-nenek. "Jika ada, kemungkinan anak kita memang benar mempunyai alergi dan itu berarti berisiko besar sebagai pengidap asma," kata Darmawan.
Ciri-ciri anak pengidap asma adalah: sesak napas/ mengeluarkan bunyi mengi, batuk malam hari yang mengganggu tidur padahal siangnya "normal", kadang batuk disertai muntah (terutama pada anak balita), terjadi batuk pasca beraktivitas yang melelahkan serta gejala bisa membaik tanpa atau dengan obat. Gejala-gejala ini sering disalahartikan sebagai vlek paru karena foto rontgen kerap menunjukkan gambaran vlek pada paru-parunya. Padahal, jelas Darmawan, hasil foto rontgen tidak bisa dipercaya 100%. "TBC pada anak hanya bisa dibuktikan dengan tes Mantoux. Batuk yang sering dan lama pada anak tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Pada orang dewasa, batuk lama bisa jadi TBC. Tapi pada anak-anak, kemungkinan besar adalah alergi alias batuk asma."
Satu-satunya penanganan asma yang efektif adalah dengan mengendalikannya. Jangan lupa, asma merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Kalaupun ada obat hanya sebatas sebagai pereda dan pengendali. Lantaran itu, penderita asma mesti melakukan pola hidup yang benar, Kembali pada makan makanan yang sehat, minum cukup, olahraga teratur, dan hindari pencetus.

tabloidnova.com

No comments: