Showing posts with label cinta. Show all posts
Showing posts with label cinta. Show all posts

90 Persen Wanita Bosan hidup

Sebuah studi dilakukan Florette Fruit, sebuah merek makanan cepat saji, menemukan bahwa 90 persen wanita merasa ingin lebih. Responden  kesemuanya merupakan penduduk Inggris ini mengatakan mereka merasa bosan dengan rutinitas yg sama berulang-ulang setiap hari.

Dalam survei itu pula, para responden ditanyakan apa yg bisa membuat mereka merasa lebih bahagia, dan para responden menyatakan, mereka akan lebih merasa bahagia jika bisa menyelipkan hal-hal spontan dalam hidup mereka. Begini hasil surveinya:

* 90 persen setuju, rasa frustasi mereka akan berkurang jika mereka melakukan sebuah upaya untuk bisa lebih spontan dalam keseharian mereka.
* 6 dari 10 ingin merusak rutinitas harian mereka dengan pergi naik pesawat ke tempat yg jauh secara spontan.
* Sepertiga responden ingin beremigrasi jika saja mereka punya keberanian.
* Sebanyak 16 persen responden mereka ingin mencoba sesuatu yg baru di atas ranjang.
* 11 persen dari relawan merasa bosan dengan pasangannya.
* 31 persen ingin mengatakan isi hati mereka ke orang yg mereka sukai.

* 4 dari 10 mengatakan pekerjaan mereka sekarang sangat menyebalkan, dan 61 persen mengatakan mereka akan merasa bisa melakukan lebih baik seandainya mereka punya waktu libur lebih banyak.
* 46 persen menyalahkan kehidupan sosial yg buruk.
* 1 dari 10 responden ingin berenang tanpa busana apa pun.

Mengapa tidak mulai melakukan sesuatu? Para responden ini mengatakan, selalu ada saja alasan untuk tidak melakukannya dan kekurangan energi (hampir setengah responden menjawab hal ini), dan tidak pede adalah jawaban 34 persen responden.

Menurut pelatih hidup, Becki Houlston, kata "tetapi" seringkali menghalangi kita untuk meraih kesempatan dan menaruh keseimbangan dalam hidup. Berikut adalah 10 hal yg ingin dilakukan para wanita responden secara spontan:
1. Pergi ke bandara dan naik pesawat apa pun ke mana pun yg paling dekat jadwalnya - 60 persen.
2. Emigrasi - 35 persen.
3. Mengutarakan isi pikiran kepada seseorang - 31 persen.
4. Menaruh surat pengunduran diri tanpa pekerjaan lain menunggu - 26 persen.
5. Mengubah gaya rambut sangat dramatis - 26 persen.
6. Mencoba sesuatu yg baru di atas ranjang - 16 persen.
7. Operasi plastik pembesaran payudara - 14 persen.
8. Kembali sekolah - 14 persen.
9. Bernyanyi di muka umum - 12 persen.
10. Makan malam sambil piknik di taman - 10 persen.
11. Izin sakit dari kantor - 10 persen.
12. Berenang tanpa mengenakan pakaian apa pun - 10 persen.
Apakah kebosanan akan hidup juga melanda Anda? Hm, sepertinya sekarang waktu yg tepat untuk menyusun resolusi tahun baru Anda. Mengambil makna dari hasil survei di atas, salah satu yg bisa Anda sisipkan dalam daftar resolusi adalah poin untuk mengisi hari dengan suatu hal spontan yg tak merugikan siapa pun.

Makna Cinta Kahlil Gibran

Bagi Gibran cinta mengarahkan manusia pada Allah, dan karena cinta pula Allah mempertemukan diri-Nya kepada manusia. Lantaran itu dalam pandangan Gibran cinta sesungguhnya adalah cinta atas nama Allah dan cinta kepada Allah itu sendiri, karena segala sesuatu adalah pantulan dan imanensi dari Sang Mahacinta. Cinta kepada yang lain selain Allah, tetapi atas nama dan di dasarkan pada Allah akan membawa manusia dan alam semesta kepada persekutuan dengan Allah. Hal ini terungkap jelas dalam tulisannya yang berjudul Cinta Keindahan Kesunyian, (Yogyakarta, Bentang Budaya, 1999, hal. 72-74) 

"Cinta membimbingku mendekati-Mu namun kemudian kegelisahan membawaku menjauhinya. Aku telah meninggalkan pembaringanku, cinta, karena takut pada hantu kelupaan yang bersembunyi di balik selimut kantuk. Bangun, bangun, cintaku, dan dengarkan aku. Aku mendengarkan-Mu, kekasihku! Aku mendengar panggilan-Mu dari dalam lautan dan merasakan kelembutan sayap-sayap-Mu. Aku telah menginggalkan pembaringanku dan berjalan di atas rerumputan. Embun malam membasahi kaki dan keliman pakaianku, di sini aku berdiri di bawah bunga-bunga pohon Almond, memperhatikan ruh-Mu."
Gibran tidak hanya menekankan cinta sebagai dasar hubungan antara manusia dengan Allah, tetapi lebih jauh dari itu melalui dan dalam cinta manusia diarahkan, dituntun sampai pada tahap akhirnya hidup dalam persekutuan dengan Allah. Cinta melampaui keterbatasan manusia, menembus ruang fisik dan berjumpa dengan Allah. Dengan demikian cinta ditempatkan Gibran sebagai bentuk hubungan terpenting dan tertinggi.
Agar sampai pada persekutuan dengan Allah melalui Cinta, bagi Gibran cinta itu harus berangkat dari peran manusia yang kongkret dalam kodrat kemanusiaan dan potensi-potensinya yang lebih jauh dan luas. Dalam Triloginya Sang Nabi, Taman Sang Nabi, dan Suara Sang Guru (Yogyakarta, Pustaka Sastra, 2004, hal 212) dengan jelas Gibran menggambarkan tentang hal tersebut.
"Kalian orang-orang beriman yang dapat menemukan adanya suatu dasar untuk kemajuan seluruh umat manusia dalam sifat baik manusia, dan bahwa dalam diri manusia terdapat tangga kesempurnaan yang menuju Roh Kudus? Jika kalian dapat berlaku demikian, maka kalian akan seperti bunga bakung di taman kebenaran yang abadi harumnya baik tersimpan dihirup manusia atau tersapu oleh angin lalu."
Hal senada dikatakan Gibran dalamSemua Karena Cinta (Yogyakarta, Narasi, 2005, hal. 54)
"Hidup tanpa cinta bagaikan sebatang pohon yang kokoh berdiri namun dahannya kering, tanpa dihiasi buah ataupun bunga."
Sejalan dengan pandangan mistik agama samawi, bagi Gibran persatuan Allah dan manusia tidak hanya terjadi dalam cinta yang meluap-luap dan berkobar-kobar kepada Allah dalam ekstase. Gibran lebih memandang pengalaman mistik dari aspek etika. Pengalaman mistik dalam pandangan Gibran tidak berarti melarikan diri dari tugas dan tanggungjawab hidup di dunia ini, dengan menyingkir untuk masuk dalam ekstase kebahagiaan untuk diri sendiri saja, membelakangi dunia serta melupakan segala penderitaan hidup diri sendiri maupun orang lain. Baginya mistisisme yang hanya mementingkan diri sendiri adalah egoisme alias pengingkaran terhadap kodrat manusia. Gibran menekankan bahwa relasi cinta antara Allah dan manusia baru akan menjadi nyata bila melimpah ke dunia dalam wujud cinta kepada sesama. Ini harus terjadi bukan dengan kata-kata, melainkan dalam belas kasihan dan kurban diri.
Wujud tertinggi dari cinta bagi Gibran adalah terlibat atau melibatkan diri dalam dunia; dan bentuk keterlibatan itu dimaknai oleh Gibran dengan kerja. Kerja atau pekerjaan adalah satu-satunya wujud relasi manusia dengan Allah dalam dunia, sebagai sebuah bentuk kurban diri yang kongkret. Kerja yang dimaksudkan Gibran tidak hanya melibatkan daya fisik tetapi juga pikiran dan perasaan manusia. Melalui kerja manusia dapat mewujudkan dirinya sebagai individu. Dengan bekerja manusia dapat melebur dalam persatuan dengan sesama, dan dengan bekerja pula manusia dapat menjumpai Allah di dalam alam semesta. Hal ini dilukiskan Gibran dalam Triloginya (hal.28-29)
"...aku berkata bahwa hidup memang kegelapan, jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat-keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan segala pengetahuan adalah hampa, jika tidak diikuti pekerjaan. Dan setiap pekerjaan akan sia-sia, jika tidak disertai cinta. Bekerja dengan rasa cinta, berarti kalian sedang menyatukan diri dengan diri kalian sendiri, dengan diri-diri orang lain - dan kepada Allah."
Gibran meyakini bahwa kerja merupakan dimensi mendasar hidup manusia di dunia. Latar belakang pemikirannya adalah karena manusia ialah citra Allah, juga karena perintah yang diterima dari Penciptanya untuk menaklukkan dan menguasai dunia. Bagi Gibran semua perkerjaan manusia harus berorientasi pada cinta. Karena kerja yang berlandaskan pada cinta, maka melalui kerja atau pekerjaan manusia tidak hanya mengubah kodrat, tetapi juga mewujudkan dirinya sendiri dan membangun masyarakat keluarga dan bangsa.
Bagi Gibran cinta tidak punya makna selain mewujudkan maknanya sendiri. Cinta tidak memberikan apa-apa pada manusia, kecuali keseluruhan dirinya, dan cintapun tidak mengambil apa-apa dari manusia, kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tidak memiliki atau dimiliki, karena telah cukup untuk cinta. Namun jika manusia mencintai dengan hasrat dan keinginan, maka manusia harus meluluhkan diri, mengalir di dalamnya, dan terlibat. Hanya saja dalam kehidupan manusia cinta yang sempurna tidak dapat ditemukan. Kehidupan adalah tabir kegelapan, berkerudung dan bercadar. Melalui dan dalam cinta manusia senantiasa digiatkan untuk melakukan pencarian makna kehidupan dengan mengamalkan cinta kasih, tetapi kesempurnaan cinta hanya ada dan dimiliki oleh Allah.
"Apabila kalian mencinta, janganlah berkata: "Allah ada di dalam hatiku" tetapi sebaliknya kalian merasa: "Aku berada di dalam Allah" Dan jangan kalian mengira bahwa kalian dapat menentukan arah cinta, karena cinta apabila telah menjatuhkan pilihan pada kalian, dialah yang akan menentukan perjalanan hidup cinta." (Trilogi hal.14)
Dalam kehidupan, manusia tidak mampu mengukur kualitas cinta, sebab kepenuhan cinta sesungguhnya adalah Allah itu sendiri. Allah adalah awal dan akhir kehidupan, Allah adalah cinta, maka hanya dalam dan melalui cinta manusia berjalan dan mengarahkan dirinya kepada Allah.

wikimu.com