Showing posts with label idola. Show all posts
Showing posts with label idola. Show all posts

Fatin Sempat Ragu Kenakan Hijab

JAKARTA, KOMPAS.com -- Keputusan mengenakan hijab bukan suatu hal mudah untuk Fatin Shidqia Lubis (16). Keinginan tersebut sudah muncul sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), tapi ada saja halangan yang  dihadapinya.

"Mau makai jilbab itu sudah dari kelas 1 SMP tapi enggak tahu kenapa ragu aja, terus begitu sampai kelas 2, terus kelas 3 SMP," tuturnya waktu ditemui di Rabbani Store Rawamangun, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Keputusan pun akhirnya dipilih Fatin saat masuk bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Di awal-awal, diakui Fatin, banyak godaan yang datang, termasuk cemoohan dan cibiran dari teman-temannya. 
Namun seiring berjalan waktu, lingkungan pun terbiasa dengan penampilan Fatin yang berhijab.
"Iya awalnya temen-temen pada bilang ini-itu, tapi sekarang sudah mantap," ungkapnya.

Keyakinan itu makin mantap terlebih banyak pihak yang mengapresiasi keputusannya tersebut. Fatin kini didaulat menjadi ikon remaja busana muslim untuk salah satu merk pakaian.

Tak Berani Dekati SBY, Ibu-ibu Minta Foto Bareng Jokowi

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono membuka Gelar Batik Nusantara di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7/2013) pagi. Seusai acara, Presiden beserta rombongan berkeliling untuk melihat stan-stan dalam acara tersebut. Tampak dalam rombongan itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Jokowi tampak mengikuti di barisan belakang rombongan Presiden. Pengamanan protokoler terhadap Presiden Yudhoyono sangat ketat sehingga tak ada satu pengunjung pun yang berani mendekati Kepala Negara.
"Jangan dekat-dekat, Nak," ujar salah seorang ibu kepada anaknya yang penasaran dengan aktivitas Presiden.
Setelah melihat-lihat pameran, Presiden meninggalkan acara itu. Jokowi memisahkan diri dari rombongan. Ia memilih berkeliling ke setiap stan, sendirian dan tanpa kawalan ketat dari ajudannya.
Tak seperti Presiden Yudhoyono, Jokowi menjadi "sasaran" para pengunjung dan petugas stan batik, terutama ibu-ibu yang ingin berfoto bersamanya. Mereka secara bergiliran mendekati Jokowi untuk jeprat-jepret.
Jokowi seakan menjadi magnet tersendiri dalam acara tersebut. Dari satu orang ke orang lain, Jokowi hanya bisa tersenyum sambil melayani satu per satu permintaan foto bersama.
"Pak, saya juga dong foto," ujar salah seorang ibu. "Nanti gantian ya, Pak," timpal ibu lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi sempat mengunjungi stan batik dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Surakarta. Jokowi seakan memberikan perhatian khusus di stan tersebut. Jokowi juga memborong beberapa potong kain batik dari sana, masing-masing seharga Rp 600.000, Rp 700.000, dan Rp 800.000.
"Saya suka yang warnanya soft," ujar Jokowi.
Seusai acara tersebut, Jokowi akan berkunjung ke Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Jokowi hendak meninjau kelanjutan program kampung deret di kawasan itu.

Fatin Shidqia Dilirik Rumah Mode Busana Muslim

Liputan6.com, Jakarta : Tak hanya merenda karier di pentas musik, Fatin Shidqia juga memulai peruntungannya di dunia fashion muslimah. Sebuah rumah mode busana muslim bermaksud menggandeng Fatin dalam lini koleksi busana mereka, bertitel Fatin Shidqia Lubis by Rabbani.

"Dia sosoknya sederhana. Tidak hanya vokalnya yang unik, tapi juga meski terkenal tetap sopan. Ini sosok yang diharapkan dan mudah-mudahan menjadi penebar kebahagiaan bagi wanita muslim," jelas Direktur Operasional Rabbani, Nandang Komara, di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (15/7/2013).

Sebagai permulaan, Fatin didapuk sebagai brand ambassador dari produk-produk yang dikeluarkan rumah mode muslim tersebut. Alhasil, Fatin mendapat pasokan busana kala mentas di atas panggung.

"Warna-warnanya akan disesuaikan dengan kesukaan Fatin. Kami juga akan bicarakan dengan Sony Music (label musik yang menaungi Fatin), yang pantas seperti apa. Yang jelas, kami akan tetap menarik meski berhijab," kata Nandang.

Perkawinan unik di Taiwan

Banyak orang sekarang berusaha menikah dengan cara yang tidak biasa, misalnya dengan bungee jumping, mengucapkan sumpah pernikahan di bawah air, atau bahkan menikah di restoran cepat saji McDonald. Tetapi satu pernikahan yang menurut rencana akan berlangsung bulan depan di Taiwan, mungkin akan tercatat dalam sejarah sebagai pernikahan yang paling tidak biasa.
Pernikahan itu akan dihiasi dengan bunga-bunga, kue pengantin, pengiring pengantin wanita dan pengiring pengantin pria. Semua elemen penting dalam perkawinan ada, kecuali penganti laki-laki.
Itu karena mempelai wanitanya, Chen Wei yi berencana menikahi dirinya sendiri.
Chen yang akhir tahun ini akan berusia 30 tahun, mengaku kepada koresponden BBC di Taipei, Cindy Sui bahwa dia lelah dengan masyarakat Taiwan yang selalu berpendapat bahwa wanita yang tidak punya pacar, atau belum menikah dan belum punya anak pada usia 30 tahun, pasti punya masalah.
Only, nama Chen dalam bahasa Inggris, memang punya kekasih tapi merasa belum mendapatkan pasangan hidup yang tepat.
Lewat pernikahan ini dia ingin menekankan poin bahwa wanita seharusnya bahagia dengan diri mereka sendiri, dan hanya ketika mereka mencintai diri sendiri barulah mereka bisa mencintai orang lain.
"Orang-orang selalu berusaha mengenalkan anda dengan temannya atau sepupu teman ketika mereka tahu anda masih lajang. Sepertinya masyarakat merasa tidak baik jadi lajang. Untuk perkawinan ini, saya ingin menyampaikan pesan, anda bukan orang yang gagal atau seekor anjing. Anda adalah orang yang baik dan wanita yang bahagia. Saya senang dan saya seorang wanita," jelas Only kepada koresponden BBC Cindy Sui.

Ditentang

Rencana perkawinan Only menimbulkan kontroversi di media dan chatroom internet di Taiwan.
Pasalnya jelas yaitu karena pemerintah Taiwan saat ini sedang giat mendorong kaum lajang untuk menikah dan memiliki keturunan akibat rendahnya tingkat kelahiran di negara ini.
Beberapa kalangan menertawakan dia, mengucapkan selamat dengan cara tradisional yaitu semoga anda memiliki banyak anak. Tetapi banyak teman-temannya dan orang-orang yang tidak dikenal yang memuji idenya dengan mengatakan, pernikahan ini mengingatkan mereka untuk mencintai diri mereka sendiri.
Sebagian mengusulkan agar dia menggalang pernikahan massal untuk para lajang.
Pernikahan Only akan berlangsung tanggal 6 November nanti di sebuah restoran di Taipei dengan 30 tamu.
Sahabat Only yang menjadi pelaksana pernikahan dan ibunya, yang awalnya menentang ide ini, sekarang ingin agar putrinya bangga atas dirinya sendiri dan sudah membeli sebuah cincin.
Setelah pernikahan, tentu akan ada bulan madu.
Only akan mengundurkan diri dari pekerjaanya sebagai koordinator program studi ke luar negeri dan akan berlibur ke Australia - tentu dengan dirinya sendiri.

BBC..co.uk/indonesia 

Idola Adalah Pesaing Kita

Melihat perilaku remaja belakangan ini - di kota maupun daerah - tampak nyata bahwa mereka adalah kelompok yang memiliki karakter spesial. Cara mereka dandan, bersikap, komunikasi, bahkan gaya hidup, sebagian besar remaja seperti tak jauh dari tipikal idola yang memenuhi obsesi mereka. Masalahnya, perilaku remaja yang cenderung "mbebekisme" ini aman atau tidak bagi eksistensinya? Bagaimana pula seharusnya remaja menempatkan idola ini dalam kerangka obsesinya?
Secara umum, idola sering dikenal sebagai sosok yang dikagumi, yang dianggap hebat, yang dalam skala tertentu bisa "memperkosa" inspirasi seseorang untuk menjadi sama dengan tokoh yang diidolakan. Seorang remaja misalnya, dia mengidolakan Harry Potter, karena menganggap tokoh Harry Potter sebagai hero pembasmi kejahatan dengan cara magisnya yang unik. Dia terkagum - kagum, dia terpaku dengan sosok Harry Potter, yang pada ujung - ujungnya bisa jadi dia meniru Harry Potter lengkap dengan gaya dan atributnya.
Dalam kasus lain, seorang remaja SMA begitu tergila - gila dengan Krisdayanti, Sammy Kerispatih, Ariel Peterpan, atau Anjie Drive. Kegilaan itu merambah ke segenap darahnya sampai si remaja memosisikan diri untuk mengikuti apapun yang dilakukan bintang - bintang tersebut. Lalu, apa yang terjadi ? Tentu bisa ditebak, remaja tersebut sedang berada di tepi jurang, dia akan jatuh hancur atau dia tersadar menepi dan selamat. Sebab, sebenarnya tokoh - tokoh yang diidolakan tersebut punya dua sisi - positif dan negatif - yang jika ditelan mentah - mentah, maka remaja tadi mungkin bernasib lebih buruk dan menyedihkan.
Menengok dua kasus di atas, ada beberapa hal yang dapat dikupas lebih dalam lagi. Pertama, idola bisa berupa tokoh fiktif dan juga tokoh riil. Idola fiktif cenderung lebih tinggi kredibilitasnya karena dia selalu tampil dengan format yang positif dan "safety". Sehingga idola fiktif ini cenderung tidak meracuni perilaku para penggandrungnya. Dengan kata lain, "mbebek" pada idola fikif jauh lebih aman sifatnya dibanding idola riil.
Dalam idola riil, citra tokoh tidak bisa direkayasa menjadi tokoh serba benar dan serba bersih. Idola riil kadang harus terpuruk pada tindak amoral, mesum, bahkan menjurus kriminal. Di sinilah letak bahayanya, sehingga pengidolaan tokoh riil lebih membutuhkan pemikiran "njlimet" untuk menyikapinya. Sebab, kecerobohan sedikit saja pengidolaan itu, akibatnya bisa fatal dan memalukan bagi eksistensi diri sendiri.
Kedua, idola bisa menembus batas ruang dan waktu tanpa memedulikan siapa dan di mana keberadaannya. Artinya idola bisa muncul pada tokoh masa lalu, tokoh di luar daerah kita, atau tokoh yang kurang terkenal sekalipun. Idola bisa tumbuh pada orang yang dekat dengan kita, seperti ayah, ibu, kakak, pacar, atau guru kita.
Nilai lebih dari idola dekat seperti ini adalah bahwa kita bisa merasakan langsung kehebatan - kehebatan sang idola tanpa media perantara. Misalnya, kita bisa belajar, bisa meminta saran, menimba ilmu dan pengalamannya secara langsung, sehingga kita lebih tegas dan jelas dalam proses penyerapannya.
Mengidolakan orang dekat seperti ini memang lebih bersifat humanistik, sebab kita bisa memahami nilai - nilai manusia secara utuh; tidak terpenggal-penggal seperti dalam berita media atau dalam cerita yang tidak jelas sumber kebenarannya.

KADAR SAING
Menempatkan idola dalam obsesi kita harus benar - benar akurat dan tidak terpicu oleh emosi semata. Sering terlihat seorang remaja mengidolakan musisi rock secara tak wajar. Sampai - sampai, dia menjiplak tuntas gaya hidup dan perilaku musisi tersebut, tanpa peduli yang dijiplak itu benar atau tidak, rasional atau tidak. Misalnya, dia meniru gaya rambut, gaya tato, aksesori, bahkan mungkin aksi nge-drug dan cabulnya juga ikut di jiplak. Ini jelas pengidolaan yang sangat berbahaya karena akhirnya menjerumuskan kita dalam dunia tanpa moral dan tanpa norma agama.
Ada lagi pengidolaan yang kelihatan bagus tapi tidak edukatif. Disebut bagus karena mengidolakannya tidak meniru hal - hal negatif, tetapi cara memujinya secara berlebihan dan di luar batas. Hal ini bisa menimbulkan sikap fanatik, "ngeyel", dan irasional. Atau bisa juga sebaliknya, pemujaan yang berlebihan tersebut justru menempatkan kita pada perasaan minder, perasaan kalah, dan merasa tak berarti apa - apa di depan sosok idola. Pengidolaan yang demikian ini menjadikan individu tidak kreatif, semakin bodoh, dan terpenjara dalam bayang - bayang kebesaran tokoh idola.
Sikap lebih akurat adalah kalau kita menjadikan idola itu sebagai pesaing kita. Walau kedengaran narsis, lebih baik kita jaga rasa percaya diri. Idola tetap idola, kelebihan dan kepiawaiannya tetap kita jadikan acuan, bahkan boleh kita lampaui. Tetapi kita harus yakin, idola belum tentu serba hebat dibanding kita. Seorang Taufik Hidayat adalah jago bulutangkis, namun dia belum tentu lebih pintar daripada kita di bidang olah vokal, nge-band, atau dibanding nilai - nilai pelajaran kita di sekolah.
Dengan cara pandang demikian, kita mengidolakan tetapi tetap terkontrol, tidak ngawur, tidak minder, malah bisa jadi kita lebih terpuji dibanding idola kita. Yang terpenting, jangan dudukkan idola sebagai dewa, tetapi jadikan dia sebagai pesaing kita, yang sewaktu - waktu bisa menang dan bisa kalah melawan kompetensi kita. Semakin tinggi kadar saing, semakin hati - hati pula kita memilih idola.

ORISINALITAS
Walau sebagai idola, bukan berarti semua kelebihannya kita tiru dan diterapkan sepenuhnya. Alangkah lebih bagus jika kita tetap mempertahankan karakter - karakter kita yang spesial, karena itulah yang jadi ciri pembeda antara kita dengan idola. Kita tentu tidak ingin disebut "ekor" dari seorang idola gara - gara kita menjiplak kehebatannya secara utuh. Kita harus malu disebut plagiat sejati.
Banyak memang orang terkenal punya idola. Tetapi mereka tetep menjaga orisinalitas diri demi kredibilitas. Banyak penyanyi kita yang memfavoritkan Celine Dion atau Whitney Houston, tetapi penyanyi kita tetap memegang nilai asli yang menjadikan penyanyi Indonesia tidak dicap pengekor Celine Dion atau Whitrey Houston.

NILAI PLUS
Hal tak kalah penting dalam menempatkan idola adalah mengapresiasi nilai lebih atau nilai plus dalam diri idola tersebut. Kita boleh memiliki idola lebih dari satu orang, tinggal kita sesuaikan berapa nilai plus yang kita butuhkan. Misal, Agnes Monica menjadi idola karena keistimewaannya mengolah vokal untuk ukuran penyanyi muda usia. Di sisi lain, kita membutuhkan rasa naturalis seperti yang ditampilkan penyanyi Opie Andaresta misalnya, maka sah - sah saja kalau kita mengidolakan dua penyanyi sekaligus, karena kebetulan kita membutuhkan nilai plus yang berbeda sifatnya.
Unsur nilai plus ini hendaknya bisa dijadikan cambuk agar kita dapat meniru, bahkan melebihi dari yang dimiliki oleh idola kita. Mari berpikir positif saja. Jangan menyerah sebelum mencoba. Manusia dihargai dari nilai plusnya, maka ayo kita cari contoh - contoh nilai plus dalam idola kita, lalu kita pelajari, kita tekuni. Siapa tahu, esok kemudian hari kita justru menjadi idola dengan gaya dan warna tersendiri.