Showing posts with label gigi. Show all posts
Showing posts with label gigi. Show all posts

Stres Merusak Kesehatan Gigi

Stres bukan cuma membebani pikiran tetapi juga kesehatan, salah satunya kesehatan gigi dan gusi. Hubungan yang erat antara masalah periodontal dan gangguan psikologi seperti stres, kecemasan, depresi dan kesepian itu sudah dibuktikan secara ilmiah. Dalam laporan studi yang dimuat dalam Journal of Periodontology disebutkan, mengurangi stres sangat berarti demi kesehatan gigi dan mulut. Salah satu biang keladinya adalah kortisol, si hormon stres.
Meningkatnya level hormon kortisol bisa menyebabkan kerusakan pada gusi dan tulang rahang karena penyakit periodontal (radang gusi). Jika periodontal ini tidak ditangani bisa menyebabkan gigi tanggal, bahkan tulang rahang tegerus.
Masalah gigi dan mulut yang ditimbulkan oleh stres antara lain sariawan, kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism), serta penyakit gusi.
"Orang yang mengalami gangguan psikologi biasanya melakukan kebiasaan tidak sehat dan malas merawat giginya yang bisa merusak gigi," kata Preston J Miller, presiden American Academy of Periodontology. Ia menyarankan kegiatan relaksasi untuk menghambat produksi kortisol.

Dampak Buruk Behel Pada Gigi

Dampak Buruk Behel Pada Gigi - Behel atau Kawat Gigi.
 
Untuk mempercantik gigi, banyak orang memilih behel sebagai solusinya. Namun, pemakaian dan peletakan yang salah, justru akan berdampak pada kesehatan gigi dan gusi. Salah satunya adalah gusi menjadi membesar dan kesehatan mulut tidak bisa terjaga.


Pemakaian Behel memang Sudah jadi Tren
Behel dianggap sebagai salah satu solusi yang membuat penampilan gigi lebih rapi dan menarik. Namun, pemakaian behel yang salah dan tidak tepat akan berakibat pada gusi menjadi besar dan tentu saja tidak sehat.


Perbaiki Gusi.Behel memang memiliki peran penting yang menyebabkan kerusakan pada gusi. Kondisi ini terjadi apabila pemakaian behel tidak tepat baik pada peletakannya maupun pada perawatannya.
Mereka yang memakai behel, tentu saja harus lebih ekstra hati-hati dalam melakukan pembersihan di area mulut dan gigi.Kurang bisanya menjaga kebersihan akan berakibat buruk pada kesehatan gusi, yakni gusi menjadi bengkak dan bahkan berdarah.

Karena itu, mereka yang ingin merapatkan gigi, hendaknya memperbaiki gusi terlebih dahulu, karena gusi dalam hal ini adalah pondasi penting untuk kesehatan dan kecantikan gigi. Bila gusinya saja tidak sehat, maka giginya juga tidak akan kuat dan kurang rapi. 

Tanda Gusi Membesar.
Pembesaran gusi adalah kondisi dimana ukuran gusi mengalami penambahan. Hal ini ditandai dengan keadaan gusi yang menggelembung secara berlebihan di antara gigi atau pada daerah leher gigi.

Tanda-tanda bahwa gusi disebut mengalami pembesaran adalah ketika:

  1. Kondisi Gusi licin.
  2. Tumpul.
  3. Mengkilat.
  4. Bengkak.
  5. Mudah berdarah.
  6. Merah keunguan.

Kurang tepatnya perawatan gusi akan membuat gusi terinfeksi oleh bakteri di dalam mulut. 

 
Faktor Penyebab Gusi Mengalami Pembesaran:.


1. Penambahan ukuran secara Hepertrofi. Yaitu ukuran gusi yang mengalami penambahan    
    dengan sebab tertentu.
2. Penambahan ukuran secara Hiperplasi.
    Yaitu penambahan jumlah sel-sel gusi.
3. Kombinasi dari keduanya.

Kebersihan Mulut.

 
Selain behel, faktor lain yang juga menyebabkan mengalami pembesaran adalah:
1. Letak gigi tak beraturan.
2. Bernafas dengan menggunakan mulut.
3. Menggunakan obat-obatan epilepsi seperti dylantin dan fenitain.


Selain gusi menjadi besar, pembersihan mulut yang tidak maksimal juga akan menyebabkan seseorang rentan terkena penyakit lain seperti:
  • Sakit gigi.
  • Sakit kepala.
  • Sakit Migrain.
Karena itu, penjagaan dan perawatan gusi hendaknya benar-benar diperhatikan untuk menghindarimpenyebab di atas.

Apabila penyebabnya sudah diketahui dengan benar, maka saatnya melakukan perawatan gusi dengan benar.

 
Ada beberapa cara melakukan perawatan gusi:
1. Dengan melakukan pembersihan mulut secara maksimal.
2. Menghilangkan faktor irigasi lokal seperti gigi berlubang, susunan gigi tidak rata atau karang 

    gigi.
3. Obati sakit gigi yang diakibatkan karena penyakit tertentu.
4. Melakukan oral hygiene rutin secara baik dan benar.

Mengingat pentingnya kesehatan gusi, hendaknya dilakukan pemeriksaan gusi minimal 6 bulan sekali dan senantiasa melakukan pembersihan pada gigi.

 

6 Rahasia Pasta Gigi! Sesuaikan Dengan Kebutuhan Anda

Ada begitu banyak produk pasta gigi di pasaran yang menjanjikan Anda gigi yang lebih segar, lebih putih, dan mencegah lubang. Hal ini menyebabkan Anda sebagai konsumen menjadi bingung untuk memilih yang terbaik. Kandungan apa sih, yang kita perlukan? Seberapa banyak pasta gigi yang harus kita gunakan? Mana yang lebih baik antara bentuk gel atau pasta? Berikut adalah panduannya.

1. Fluoride, bahan yang terpenting
Saat ini, ada begitu banyak produk pasta gigi yang diperkaya dengan kandungan sesuai kebutuhan gigi kita, seperti tartar control, pemutih, atau penyegar napas. Namun, dalam pasta gigi yang paling penting adalah fluoride-nya. Menurut Academy of General Dentistry, menggosok gigi dengan pasta gigi ber-fluoride dua kali sehari bisa mengurangi kerusakan gigi hingga 40 persen.

2. Pemutih tak akan langsung membuat gigi jadi putih
Ada belasan produk yang menjanjikan senyum yang cemerlang, tetapi apa sih kandungan dari pasta gigi dengan whitener ini? “Pasta gigi dengan pemutih mengandung ‘pengampelas’ ringan untuk membantu menghilangkan noda di permukaan gigi,” kata Clifford Whall, PhD, Direktur American Dental Association (ADA) Seal of Acceptance Program.
Bentuk partikel yang digunakan pada produk pemutih dimodifikasi untuk membersihkan noda tersebut dengan lebih baik sehingga Anda bisa melihat adanya perbedaan pada gigi Anda. Meskipun begitu, produk-produk ini tidak mengandung pemutih sehingga tidak mungkin membuat gigi Anda langsung putih seperti jika Anda menjalani perawatan pemutihan gigi secara profesional.

3. Lebih sedikit, lebih baik
Dalam iklan-iklan pasta gigi mungkin Anda akan melihat modelnya memegang sikat gigi yang dipenuhi pasta gigi. Namun, memencet pasta gigi sebanyak ini (katakan, sepanjang 2 cm) tidak akan membuat gigi Anda lebih bersih daripada jika Anda hanya menuang 1 cm pasta gigi, demikian menurut E Jane Crocker, RHD, Presiden Massachusetts Dental Hygienists’ Association.
“Yang Anda butuhkan hanya pasta gigi seukuran kacang,” katanya. Pasta gigi sebanyak itu tidak hanya akan membuat penggosokan gigi lebih efektif (dengan membersihkan dan menghilangkan plak, noda, dan sisa makanan), Anda juga akan menghemat pasta gigi Anda.

4. Cara Anda menyikat gigi jauh lebih penting
Anda boleh saja membeli pasta gigi terbaik, dan sikat gigi paling sempurna di toko, tetapi jika Anda tidak menggosok gigi Anda dengan benar, sia-sia saja. “Untuk menyikat gigi dengan semestinya, Anda harus memegang sikat pada posisi 45 derajat sehingga Anda membuat bulu sikat gigi ada di antara gigi dan gusi,” ujar Dr Whall. “Gerakkan sikat gigi dalam bentuk lingkaran kecil di area tersebut, lalu lanjutkan pada gigi yang lain. Proses ini akan menghabiskan waktu sekitar satu atau dua menit sampai selesai.”

5. Kandungan pasta gigi bisa mencengangkan
Anda mungkin tidak mengenali nama-nama yang terdaftar di sisi tabung pasta gigi. Bahan-bahan seperti rumput laut atau deterjen bisa ditemukan dalam banyak pasta gigi ber-fluoride. Menurut ADA, bahan pengental pasta gigi bisa terbuat dari koloid rumput laut, koloid mineral, dan getah alam. Sedangkan untuk busanya, kebanyakan produk mengandalkan deterjen seperti sodium lauryl sulfate, yang juga bisa ditemukan di sampo atau sabun cair. Bahan ini dianggap 100 persen aman dan efektif oleh ADA.

6. Pasta atau gel?
Ada yang mengatakan, bentuk pasta lebih baik daripada bentuk gel, atau sebaliknya. Namun, menurut para ahli kesehatan, kedua jenis bahan ini tetap membersihkan gigi dengan baik, kok. “Selain cita rasa, tekstur, atau bagaimana pasta gigi itu berpengaruh pada perasaan pemakainya, tidak ada perbedaan besar dari bentuk-bentuk bahannya,” kata Crocker. “Menurut saya sih, hal ini tergantung pilihan masing-masing, yang biasanya diketahui melalui trial and error. Saya sendiri mendorong pasien-pasien saya untuk menggunakan produk apa pun yang bisa membuat mereka menggosok gigi.” Dengan kata lain, terserah mau pilih produk apa, yang penting Anda rajin gosok gigi!
 kompas.com