Adobe Photoshop Touch Mendarat di iPad
CALIFORNIA - Adobe telah resmi merilis Photoshop Touch untuk iPad 2 setelah sebelumnya tidak sengaja merilisnya pada Sabtu, kemudian menarik kembali aplikasi tersebut dari App Store.
Versi baru dari aplikasi yang sebelumnya juga dirilis untuk Android ini membawa banyak fitur serupa namun telah disesuaikan agar bekerja lebih baik pada tablet Apple.
Diwartakan The Next Web, Senin (27/2/2012), aplikasi ini memiliki beragam fitur yang memanfaatkan layar sentuh, sensor, bahkan kamera di iPad 2. Beberapa dari mereka meniru fungsi dari Photoshop, tetapi beberapa lainnya memanfaatkan kemampuan tablet untuk memperluas pengalaman menggunakannya. Salah satunya adalah camera fill effect, yang membuat penggunanya bisa menggunakan senter untuk secara efektif menerangi sebuah adegan.
Aplikasi ini jelas bukan versi tablet dari Photoshop yang Anda ketahui, tetapi memiliki banyak trik yang sama. Anda dapat menggabungkan beberapa foto menjadi gambar berlapis, melakukan suntingan sederhana, ekstrak objek dari gambar dengan menggunakan Selection Tool Scribble, pilih dengan sentuhan cekatan menggunakan Refine Edge dan semua perlengkapan dasar, menyentuh serta mengatur lapisan. Aplikasi ini juga terintegrasi dengan pencarian gambar Google dan Facebook untuk mempermudah impor dan berbagi gambar.
David Wadhwani, Senior Vice President Digital Media Business Adobe mengatakan bahwa, "Photoshop Touch menggabungkan keajaiban Photoshop serta fitur inti di dalamnya dengan kenyamanan tablet, membawa kemampuan mengedit gambar ke ujung jari jutaan orang."
Photoshop Touch pertama kali dilepaskan pada tablet Android, dan perangkat lunak tersebut kini ada di iPad 2 dan seharga USD9,99 di App Store. Karena hardware untuk menjalankannya perlu persyaratan tertentu, aplikasi itu akan bekerja pada iPad 2 generasi kedua.
Versi baru dari aplikasi yang sebelumnya juga dirilis untuk Android ini membawa banyak fitur serupa namun telah disesuaikan agar bekerja lebih baik pada tablet Apple.
Diwartakan The Next Web, Senin (27/2/2012), aplikasi ini memiliki beragam fitur yang memanfaatkan layar sentuh, sensor, bahkan kamera di iPad 2. Beberapa dari mereka meniru fungsi dari Photoshop, tetapi beberapa lainnya memanfaatkan kemampuan tablet untuk memperluas pengalaman menggunakannya. Salah satunya adalah camera fill effect, yang membuat penggunanya bisa menggunakan senter untuk secara efektif menerangi sebuah adegan.
Aplikasi ini jelas bukan versi tablet dari Photoshop yang Anda ketahui, tetapi memiliki banyak trik yang sama. Anda dapat menggabungkan beberapa foto menjadi gambar berlapis, melakukan suntingan sederhana, ekstrak objek dari gambar dengan menggunakan Selection Tool Scribble, pilih dengan sentuhan cekatan menggunakan Refine Edge dan semua perlengkapan dasar, menyentuh serta mengatur lapisan. Aplikasi ini juga terintegrasi dengan pencarian gambar Google dan Facebook untuk mempermudah impor dan berbagi gambar.
David Wadhwani, Senior Vice President Digital Media Business Adobe mengatakan bahwa, "Photoshop Touch menggabungkan keajaiban Photoshop serta fitur inti di dalamnya dengan kenyamanan tablet, membawa kemampuan mengedit gambar ke ujung jari jutaan orang."
Photoshop Touch pertama kali dilepaskan pada tablet Android, dan perangkat lunak tersebut kini ada di iPad 2 dan seharga USD9,99 di App Store. Karena hardware untuk menjalankannya perlu persyaratan tertentu, aplikasi itu akan bekerja pada iPad 2 generasi kedua.
Photoshop Touch di iOS
Dewan Adat Dayak Kalteng Minta FPI Hormati Kearifan Lokal
PALANGKARAYA--MICOM: Wakil Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng) Lucas Tingkes meminta pengurus pusat Front Pembela Islam (FPI) menghormati kearifan lokal suku Dayak yang menolak kehadiran ormas itu di Kalteng.
"Kalau memang FPI cinta damai dan menghormati orang lain, seharusnya jangan memaksakan diri untuk membentuk organisasi tersebut di Kalteng. Hormati keputusan warga setempat dan jangan membawa-bawa nama agama untuk permasalahan ini," kata Lucas di Palangkaraya, Senin (13/2).
Lucas membantah penolakan FPI di Kalteng atas instruksi Gubernur Agustin Teras Narang. Penolakan terhadap FPI tersebut murni suara masyarakat Dayak dan itu semua dapat dibuktikan.
Menurutnya, unjuk rasa yang sempat merusak rumah calon pengurus FPI terjadi akibat kekecewaan masyarakat. Meski sudah dilarang, pengurus FPI pusat masih memaksakan diri untuk menghadiri pengukuhan FPI di Kalteng. "Namun kerusakan tersebut nantinya akan dipertanggungjawabkan oleh Gerakan Pemuda Dayak Indonesia Kalteng. Salah satunya dengan mengganti kerugian. Kami tidak ingin sesama warga setempat terjadi perselisihan. Semua masalah sudah terselesaikan dengan baik," ucapnya.
Lucas juga menjelaskan, alasan penolakan terhadap FPI di Kalteng segera disosialisasikan. Sebab, banyak masyarakat yang memberikan dukungan, namun minta penjelasan terkait masalah tersebut.
Berbagai tokoh masyarakat lintas agama, suku, dan ormas, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kalteng sepakat menolak pelantikan FPI di kawasan setempat. Hal itu dibuktikan dengan adanya surat pernyataan sikap yang menolak kehadiran FPI di Kalteng dan ditandatangani oleh tokoh masyarakat lintas agama, suku, dan Ormas.
"Kalau memang FPI cinta damai dan menghormati orang lain, seharusnya jangan memaksakan diri untuk membentuk organisasi tersebut di Kalteng. Hormati keputusan warga setempat dan jangan membawa-bawa nama agama untuk permasalahan ini," kata Lucas di Palangkaraya, Senin (13/2).
Lucas membantah penolakan FPI di Kalteng atas instruksi Gubernur Agustin Teras Narang. Penolakan terhadap FPI tersebut murni suara masyarakat Dayak dan itu semua dapat dibuktikan.
Menurutnya, unjuk rasa yang sempat merusak rumah calon pengurus FPI terjadi akibat kekecewaan masyarakat. Meski sudah dilarang, pengurus FPI pusat masih memaksakan diri untuk menghadiri pengukuhan FPI di Kalteng. "Namun kerusakan tersebut nantinya akan dipertanggungjawabkan oleh Gerakan Pemuda Dayak Indonesia Kalteng. Salah satunya dengan mengganti kerugian. Kami tidak ingin sesama warga setempat terjadi perselisihan. Semua masalah sudah terselesaikan dengan baik," ucapnya.
Lucas juga menjelaskan, alasan penolakan terhadap FPI di Kalteng segera disosialisasikan. Sebab, banyak masyarakat yang memberikan dukungan, namun minta penjelasan terkait masalah tersebut.
Berbagai tokoh masyarakat lintas agama, suku, dan ormas, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kalteng sepakat menolak pelantikan FPI di kawasan setempat. Hal itu dibuktikan dengan adanya surat pernyataan sikap yang menolak kehadiran FPI di Kalteng dan ditandatangani oleh tokoh masyarakat lintas agama, suku, dan Ormas.
Bondo, Kearifan Budaya Lokal Jawa!
Setiap etnik tertentu pasti memiliki kearifan budaya lokal. Cerita soal bondo saya dapatkan ketika bersama rekan petualang ACI 2011, Tim Jawa II mengunjungi Masjid Kauman Semarang di hari pertama (Minggu, 2/10 2011).
Bondo sebenarnya berarti benda (harta) dalam bahasa Jawa. Beberapa masjid-masjid di Jawa biasanya memiliki harta benda, yang tentunya milik umat. Kebanyakan berupa tanah atau lahan perkebunan. Nah, karena bukan milik pribadi tentu sulit menggarap lahan tersebut supaya produktif secara komunal. Dengan sistem bondo, siapa pun bisa menggarap tanah masjid untuk ditanami padi, palawija, atau tanaman pangan lain. Setelah panen, hasilnya akan dibagi dengan komposisi sesuai kesepakatan. Bagian untuk masjid akan dipergunakan untuk membiayai operasional sehari-hari masjid.
Keluarga yang menggarap tanah bondo masjid diupayakan sedapat mungkin yang tidak atau kurang memiliki lahan sebagai sumber penghasilan. Dengan demikian, secara tidak langsung jamaah masjid membantu ekonomi saudara mereka yang kurang beruntung. Suatu konsep tradisional yang benar-benar menyejukkan bukan? Dalam Islam pun dijelaskan, ukhuwah Islamiah sama halnya seperti satu tubuh yang lengkap. Jika satu anggota tubuh sakit, anggota tubuh yang lain akan merasakan sakit pula.
Khusus di Masjid Kauman Semarang, dari salah seorang pengurus masjid tersebut, saya mengetahui dulunya masjid tua ini dulunya memiliki banyak bondo. Jumlahnya sampai ratusan hektar sawah. Sampai sekarang tradisi bondo masih dilestarikan. Hanya saja, untuk memudahkan administrasinya, pengelolaan bondo dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama daerah setempat. Lebih istimewa lagi bagi masyarakat Semarang, khususnya yang berada di sekitar Masjid Kauman, tanah bondo masjid tersebut berguna bagi penduduk Jawa Tengah. Areal Masjid Agung Jawa tengah di Desa Sambirejo, Gayamsari, Semarang, adalah adalah bondo milik Masjid Kauman Semarang. Dari Masjid Agung Semarang nan megah ini juga, kami sempat membuat foto lanskap Semarang malam hari dari Tower Al-Husna.
Kalau jeli, sebenarnya banyak tradisi di Jawa yang membuktikan budaya mereka sangat menjunjung tinggi kemanusiaan. Tinggal kita untuk berusaha menggali dan membudayakannya kembali. Sejahteralah Jawa-ku, Sejahteralah Indonesia-ku!
Subscribe to:
Posts (Atom)