PONTVILLE, KOMPAS.COM — Anak-anak dan remaja pencari suaka mencoba bunuh diri dan melukai diri sendiri di rumah tahanan di Pontville, Tasmania, Australia.
Dikenal dengan istilah "tempat tahanan alternatif" oleh Departemen Imigrasi, rumah tahanan Pontville kini dihuni sekitar 337 pencari suaka, yang semuanya terdiri dari anak-anak dan remaja.
Selasa (16/7/2013) pagi ini ada tambahan dua anak lelaki berumur 11 tahun bersama anggota keluarga mereka di rumah tahanan yang terletak di sebelah utara kota Hobart itu, seperti dilaporkan ABC News.
Perwakilan Komisi untuk Anak-anak, Megan Mitchell, mengunjungi Pontville pada bulan lalu dan bertemu dengan 200 anak dan remaja. Mitchell mengatakan kepada ABC News bahwa ia sangat khawatir terhadap kesehatan mental anak-anak di sana.
Banyak dari mereka gelisah dan depresi. Ada pula beberapa kasus percobaan bunuh diri dan melukai diri sendiri. "Perkembangan mereka amat rentan pada umur seperti ini, dan lebih baik bila mereka ditahan dalam komunitas karena lingkungannya lebih normal sehingga mereka punya kebebasan untuk ke mana-mana," tutur Mitchell.
Mitchell menambahkan, beberapa dari mereka masuk rumah sakit karena masalah mental.
Dikenal dengan istilah "tempat tahanan alternatif" oleh Departemen Imigrasi, rumah tahanan Pontville kini dihuni sekitar 337 pencari suaka, yang semuanya terdiri dari anak-anak dan remaja.
Selasa (16/7/2013) pagi ini ada tambahan dua anak lelaki berumur 11 tahun bersama anggota keluarga mereka di rumah tahanan yang terletak di sebelah utara kota Hobart itu, seperti dilaporkan ABC News.
Perwakilan Komisi untuk Anak-anak, Megan Mitchell, mengunjungi Pontville pada bulan lalu dan bertemu dengan 200 anak dan remaja. Mitchell mengatakan kepada ABC News bahwa ia sangat khawatir terhadap kesehatan mental anak-anak di sana.
Banyak dari mereka gelisah dan depresi. Ada pula beberapa kasus percobaan bunuh diri dan melukai diri sendiri. "Perkembangan mereka amat rentan pada umur seperti ini, dan lebih baik bila mereka ditahan dalam komunitas karena lingkungannya lebih normal sehingga mereka punya kebebasan untuk ke mana-mana," tutur Mitchell.
Mitchell menambahkan, beberapa dari mereka masuk rumah sakit karena masalah mental.
No comments:
Post a Comment