Pengerek Bendera Merah Putih Pada 17 Agustus 1945

Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah seorang prajurit PETA.
Dialah Abdul Latif Hendraningrat






Pengibar bendera Merah Putih pada hari kemerdekaan Rl tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Tirnur, Jakarta. Ketika itu ia juga ditunjuk sebagai penanggung jawab keamanan upacara sebab ia pernah menjadi Chudacho Peta di Jakarta. Abdul Latief Hendraningrat mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum. Saat menjadi mahasiswa itu ia sekaligus mengajar bahasa Inggris di beberapa sekolah menengah swasta, seperti yang dikelola oleh Muhammadiyah dan Perguruan Rakyat. Ia pernah dikirim oleh pemerintah Hindia Belanda ke World Fair) di New York, sebagai ketua rombongan tari.
>

Dalam masa pendudukan Jepang ia giat dalam Pusat Latihan Pemuda (Seinen Kunrenshoo), kemudian menjadi anggota pasukan Pembela Tanah Air (Peta). Dalam masa setelah Proklamasi Kemerdekaan, Hendraningrat terlibat dalam berbagai pertempuran. Kemudian menjabat komandan Komando Kota ketika Belanda menyerbu Yogyakarta (1948). Setelah berhasil keluar dari Yogyakarta yang sudah terkepung, ia melakukan gerilya. Setelah penyerahan kedaulatan, Hendraningrat mula-mula ditugaskan di Markas Besar Angkatan Darat, kemudian ditunjuk sebagai atase militer Rl untuk Filipina (1952), lalu dipindahkan ke Washington hingga tahun 1956. Sekembalinya di Indonesia ia ditugaskan memimpin Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD, yang kini menjadi Seskoad). Jabatannya setelah itu antara lain rektor IKIP Negeri Jakarta (1965). Pada tahun 1967 Hendraningrat memasuki masa pensiun dengan pangkat brigadir jenderal. Sejak itu ia mencurahkan segala perhatian dan tenaganya bagi Yayasan Perguruan Rakyat dan organisasi Indonesia Muda.


Mungkin dia sering dilupakan bahkan di buku Sejarah sekalipun tapi perannya tidak kalah dengan Soekarno dan Moh. Hatta, tanpa dia mungkin bendera Indonesia tidak akan berkibar.
inilah orangnya

SOEHARTO TAK DAPAT GELAR PAHLAWAN

Jakarta , 11 November 2010 13:38
Dewan Gelar, Tanda Kehormatan, dan Tanda Jasa memastikan, HM Soeharto, mantan presiden ke-2 RI, tidak mendapat gelar pahlawan nasional.

Kepastian itu disampaikan dalam acara penganugerahan gelar pahlawan dan gelar kehormatan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (11/11), yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.



Pemerintah melalui Keputusan Presiden No 52 TK/2010 akhirnya memberikan gelar Pahlawan Nasional hanya kepada dua tokoh, yaitu Dr Johannes Leimena dan Johannes Abraham Dimara.

Sebelumnya, Kementerian Sosial mengajukan 10 nama tokoh yang telah diseleksi untuk memperoleh gelar pahlawan nasional kepada Dewan Gelar, Tanda Kehormatan, dan Tanda Jasa.

Sepuluh tokoh itu adalah mantan Gubernur DKI Ali Sadikin dari Jawa Barat, Habib Sayid Al Jufrie dari Sulawesi Tengah, mantan Presiden HM Soeharto dari Jawa Tengah, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid dari Jawa Timur.

Kemudian Andi Depu dari Sulawesi Barat, Johanes Leimena dari Maluku, Abraham Dimara dari Papua, Andi Makkasau dari Sulawesi Selatan, Pakubuwono X dari Jawa Tengah, dan Sanusi dari Jawa Barat.
Gatra.com

Bung Karno Dan Bali

SOSOK pria yang berwibawa, suatu saat berjalan-jalan di pedesaan dan secara santun menyapa seorang perempuan petani yang sedang menjinjing bakul di pematang sawah subak (organisasi pengairan tradisional) di Bali. 

Dalam bakul itu, berisi makanan untuk suaminya yang bekerja sejak pagi hari mengolah lahan dengan menggunakan bantuan dua ekor sapi. Pembicaraan akrab pun berlangsung antara dua insan tersebut. 

Si pria ingin mengetahui menu makanan yang akan dihidangkan istri petani itu, berupa nasi campuran ketela serta sayur paku dicampur `kakul` (siput sawah). 

Pria yang jalan-jalan menikmati suasana alam pedesaan itu pun dengan spontan mencicipinya, dan mengomentari bahwa makanan tersebut "sangat enak dan bergizi."

Itulah gambaran dialog non formal yang sering dilakoni Dr Ir. Soekarno, Proklamator dan Presiden pertama RI dengan masyarakat Bali, khususnya yang bermukim di sekitar Istana Negara Tampaksiring, 65 km timur laut Denpasar. 

Gambaran itu, mencerminkan betapa dekat dan akrabnya seorang pemimpin negara dengan masyarakat kecil di pedesaan, tanpa terikat acara protokoler dan pengamanan ketat, yang kini lumrah dilakukan terhadap para pemimpin negara, kisah I Made Hardika (57) salah seorang sesepuh dari Keluarga Besar Ibunda Soekarno di Singaraja. 

Anggota DPRD Bali dan kader PDI-Perjuangan Bali utara itu menuturkan, dirinya ketika masih anak-anak sering mengikuti ayah dan ibunya menghadiri undangan dari Bung Karno, baik di istana negara Tampaksiring maupun di kantor Gubernuran Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara) yang kala itu masih berkedudukan di kota Singaraja, sebelum pindah ke Denpasar pada tahun 1958. 

Keluarga besar Soekarno dari pihak Ida Ayu Nyoman Rai, ibunya yang asal Bali itu, sering kali tinggal beberapa hari untuk menemaninya di Istana Tampaksiring. 

Acara santai seperti itu sering dilakukan Bung Karno terhadap kerabat maupun masyarakat awam misalnya menghadiri jamuan makan malam sambil menyaksikan pementasan kesenian Bali . 

"Setiap Bung Karno melakukan kunjungan ke Bali pasti menyempatkan diri bertemu dengan keluarga besar dan tidak pernah lupa akan `kawitan` silsilah asal usul keluarga," ujar Made Hardika yang juga pelukis serta seniman tari dan tabuh. 

Meditasinya kuat 

Bung Karno dalam kepribadiannya dikenal sebagai "Meraga sukma", yakni dapat melakukan komunikasi dengan alam gaib yang sering dilakukannya di tempat-tempat yang angker (keramat) di Pulau Bali. 

Tempat-tempat keramat yang pernah dipakainya untuk bermeditasi hingga sekarang sering kali digunakan oleh banyak orang, baik dari Bali maupun luar Bali untuk tujuan yang sama. 

Pantai Sanur misalnya, sebelum The Grand Bali Beach (GBB) berdiri, hotel berbintang pertama di Pulau Dewata yang dibangun dari dana pampasan perang Jepang itu, sangat dikeramatkan oleh masyarakat setempat. 

Hotel berlantai sepuluh yang dibangun atas gagasan Bung Karno itu, akhirnya berdiri megah di pantai Sanur tahun 1968 dan menjadi pionir bagi pengembangan pariwisata di Bali. 

Hotel yang berklasifikasi bintang lima itu, salah satu kamarnya, yakni kamar 327 di lantai tiga disucikan, dalam arti tidak disewakan untuk wisatawan baik dalam maupun luar negeri. 

Kamar yang dilengkapi berbagai fasilitas cukup lengkap itu dipelihara dengan baik, semua karyawan hotel dan kebanyakan orang `mempercayai` roh Soekarno ada di situ. 

Bahkan Megawati Soekarnopoetri sering kali melakukan meditasi di kamar tersebut maupun mengadakan perjalanan "Ritual" di Pulau Dewata, tutur I Gusti Ngurah Sara, anggota DPR-RI. 

Selain GBB Sanur, di istana Tampaksiring pun ada kamar khusus untuk "arwah Soekarno" yang kini hanya bisa dikunjungi oleh orang-orang tertentu. 

"Tempat-tempat itu, kini menjadi saksi bisu bahwa Bung Karno senantiasa bermeditasi dan berkomunikasi dengan alam gaib," tutur Hardika yang neneknya Ni Made Latri (alm) bersaudara kandung dengan Ida Ayu Nyoman Rai, ibunda Bung Karno. 

Istana Tampaksiring itu sendiri, selama Orba berkuasa tertutup untuk umum, dan setelah Orba lengser serta memasuki era reformasi, siapa saja, baik turis lokal maupun mancanegara boleh masuk menikmati istana yang asri tersebut. 

Selain Tampaksiring, ada satu tempat lain yang menjadi favorit Bung Karno di pulau Dewata, yaitu vila "Lila Graha" yang berada di perbukitan Bedugul, kabupaten Tabanan. 

Vila yang menghadap ke danau Bratan, sekitar 55 Km Utara kota Denpasar tersebut, hingga kini masih kokoh dan warga setempat lebih mengenalnya dengan sebutan "Vila Bung Karno." 

Mencintai Seni Bali 

Bung Karno, penggagas dan penggali Pancasila itu memiliki "darah seni" yang mengalir dari ayahnya Raden Sukemi Sastrodihardjo, asal Blitar, Jawa Timur yang membentuk rumah tangga dengan wanita Bali, Ida Ayu Nyoman Rai. 

"Darah seni" itu terwujud dalam bentuk perhatiannya terhadap seni dan budaya nasional, khususnya kesenian Bali yang sangat disenanginya. 

Hampir setiap kunjungannya ke Bali, bisa dipastikan negarawan Indonesia itu menyaksikan suguhan kesenian setempat. 

Sekaa (grup) kesenian Bali juga sering mendapat pesanan untuk naik pentas di Istana Negara/Merdeka di ibukota. 

Sekaa kesenian itu termasuk dari Banjar Bale Agung, Singaraja, tempat kelahiran Ibundanya, sekaa dari desa Jagaraga, Buleleng, sekaa kesenian di Peliatan Ubud, Gianyar. 

Ida Bagus Oka Wirjana, pria kelahiran Banjar Blangsinga, Gianyar yang kini berusia 73 tahun misalnya, ketika masih remaja bersama enam rekan seprofesinya yang tergabung dalam sanggar "Cinta Manik" , menjadi seniman kesayangan Bung Karno. 

Seniman pembaharuan kebyar duduk tari Bali itu, senantiasa mendapat kehormatan untuk pentas menghibur tamu-tamu negara di istana Merdeka Jakarta maupun di Istana Tampaksiring. 

Demikian pula seniman serba bisa I Made Toya yang berpasangan dengan Ni Made Darmi asal Denpasar, dengan lincahnya menampilkan kebyar duduk, tari yang menggambarkan pergaulan muda-mudi dan sangat digemari Bung Karno. 

Inilah 10 Kerugian Akibat Kurang Tidur

Anda pernah merasa uring-uringan dan pusing? Mungkin saja hal itu akibat kurang tidur. Jangan pernah anggap remeh keadaan ini! Kurang tidur dapat memengaruhi kehidupan seksual, daya ingat, kesehatan, penampilan, dan bahkan membuat tubuh Anda 'melar'. 

Berikut ini 10 hal mengejutkan yang terjadi akibat kurang tidur:


1. Kecelakaan
Kurang tidur adalah salah satu faktor bencana terbesar dalam sejarah selain kecelakaan nuklir di Three Mile Island tahun 1979, tumpahan minyak terbesar Exxon Valdez, krisis nuklir di Chernobyl 1986, dan lain-lain.

Terdengar berlebihan, tapi Anda harus sadari kurang tidur juga berdampak pada keselamatan Anda setiap hari di jalan. Mengantuk dapat memperlambat waktu anda mengemudi setara ketika anda mabuk saat menyetir.

Sebuah penelitian yang dilakukan Lembaga Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika memperkirakan bahwa kelelahan merupakan penyebab 100.000 kecelakaan mobil dan 1.500 kematian terjadi selama setahun di AS. Di mana korbannya orang di bawah umur 25 tahun.
 
Studi yang sama menunjukkan, jika Anda kurang tidur atau memiliki kualitas tidur yang rendah dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera saat bekerja. Dalam sebuah penelitian, pekerja yang mengeluh mengantuk berlebihan di siang hari rentan terluka saat bekerja dan secara terus menerus mengalami kecelakaan yang sama saat berkerja.  

2. Konsentrasi menurun
Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar. Kurang tidur dapat mempengaruhi banyak hal. Pertama, mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam "menguatkan" memori dalam pikiran. Jika Anda tidak cukup tidur, Anda tidak akan mampu mengingat apa yang Anda pelajari dan alami selama seharian.

3. Masalah kesehatan serius
Gangguan tidur dan kurang tidur tahap kronis dapat membawa Anda pada risiko :

* Penyakit jantung
* Serangan jantung
* Gagal jantung
* Detak jantung tidak teratur
* Tekanan darah tinggi
* Stroke
* Diabetes
 
Menurut beberapa penelitian, 90 persen penderita insomnia- gangguan tidur yang ditandai dengan sulit tidur dan tetap terjaga sepanjang malam - juga mengalami risiko kesehatan serupa. 

4. Gairah seks menurun
Para ahli melaporkan, kurang tidur pada pria dan wanita menurunkan tingkat libido dan dorongan melakukan hubungan seksual. Hal ini dikarenakan energi terkuras, mengantuk, dan tensi yang meningkat. 

Bagi pria yang mengidap sleep apnea- masalah pernapasan yang mengganggu saat tidur, menyebabkan gairah seksual melempem. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2002 menunjukkan, hampir semua orang yang menderita sleep apnea memiliki kadar testosteron yang rendah. Dan hampir setengah dari orang yang menderitasleep apnea parah memiliki tingkat testosteron yang rendah pada malam hari.

5. Menyebabkan depresi
Dalam studi tahun 1997, peneliti dari Universitas Pennsylvania melaporkan orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama tujuh hari menyebabkan stres, marah, sedih, dan kelelahan mental. Selain itu, kurang tidur dan gangguan tidur dapat menyebabkan gejala depresi.
 
Gangguan tidur yang paling umum, yaitu insomnia yang memiliki kaitan kuat dengan depresi. Dalam studi tahun 2007 melibatkan 10.000 orang, terungkap bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan depresi. Bahkan, insomnia sering menjadi salah satu gejala pertama depresi.
 
Insomnia dan tidak nafsu makan akibat depresi saling berhubungan. Kurang tidur memperparah gejala depresi dan depresi membuat anda lebih sulit tidur. Sisi positifnya, pola tidur yang baik dapat membantu mengobati depresi.

6. Memengaruhi kesehatan kulit
Kebanyakan orang mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah beberapa malam kurang tidur. Keadaaan tersebut benar karena kurang tidur yang kronis dapat mengakibatkan kulit kusam, garis-garis halus pada wajah dan lingkaran hitam di bawah mata.
 
Bila Anda tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh Anda melepaskan lebih banyak hormon stres atau kortisol. Dalam jumlah yang berlebihan, kortisol dapat memecah kolagen kulit, atau protein yang membuat kulit tetap halus dan elastis.
 
Kurang tidur juga dapat menyebabkan tubuh lebih sedikit mengeluarkan hormon pertumbuhan. Ketika kita masih muda, hormon pertumbuhan manusia mendorong pertumbuhan. Dalam hal ini membantu meningkatkan massa otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang.
 
"Ini terjadi saat tubuh sedang tidur nyenyak- yang kami sebut tidur gelombang lambat (SWS) - hormon pertumbuhan dilepaskan," kata Phil Gehrman, PhD, CBSM, Asisten Profesor Psikiatri dan Direktur Klinis dari Program Behavioral Sleep Medicine Universitas Pennsylvania, Philadelphia. 

7. Pelupa
Tidak ingin lupa dengan kenangan terbaik dalam hidup Anda? Cobalah  perbanyak tidur. Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa otak yang disebut "“sharp wave ripples” bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, dimana kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada saat tidur.

8. Tubuh jadi melar
Jika Anda mengabaikan efek kurang tidur, bersiaplah dengan ancaman kelebihan berat badan. Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan, dan kemungkinan bisa menjadi obesitas. Menurut sebuah studi tahun 2004, orang-orang yang tidur kurang dari enam jam sehari, hampir 30 persen cenderung menjadi lebih gemuk daripada mereka yang tidur tujuh sampai sembilan jam sehari.
 
Penelitian terakhir terfokus pada hubungan antara tidur dan peptida yang mengatur nafsu makan. Ghrelin merangsang rasa lapar dan leptin memberi sinyal kenyang ke otak dan merangsang nafsu makan. Waktu tidur singkat dikaitkan dengan penurunan leptin dan peningkatan dalam ghrelin.
 
Kurang tidur tak hanya merangsang nafsu makan. Hal ini juga merangsang hasrat menyantap makanan berlemak dan makanan tinggi karbohidrat. Riset yang tengah berlangsung meneliti apakah tidur yang layak harus menjadi bagian standar dari program penurunan berat badan.
 
9. Meningkatkan risiko kematian
Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukkan bagaimana pola tidur mempengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007,  mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor. Bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.

10. Merusak penilaian terutama tentang tidur
Kurang tidur dapat memengaruhi penafsiran tentang peristiwa. Keadaan tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa menilai situasi secara akurat dan bijaksana. Anda yang kurang tidur sangat rentan terhadap penilaian buruk ketika sampai pada saat menilai apa yang kurang terhadap sesuatu. 

Dalam dunia yang serba cepat saat ini, kebiasaan tidur menjadi semacam lencana kehormatan. Spesialis mengenai tidur mengatakan, Anda salah jika berpikir Anda baik-baik saja meski kurang tidur karena di mana pun Anda bekerja pada profesi apa pun, akan menjadi masalah besar bila Anda tidak dapat menilai sesuatu dengan baik.
 
"Studi menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu, orang-orang yang tidur selama 6 jam, bukannya 7 atau 8 jam sehari, mulai merasa bahwa mereka telah beradaptasi dengan keadaan kurang tidur. Mereka sudah terbiasa dengan hal itu," kata Gehrman. 

"Tapi jika Anda melihat hasil tes kinerja dan kewaspadaan mental, nilai mereka terus memburuk. Hal itu menjelaskan bagaiamana kurang tidur menganggu aktivitas kita sehari-hari."
 KOMPAS,com