Kebahagiaan Yang Tersembunyi

Free Image Hosting at www.ImageShack.us
Suatu saat saya mengikuti sebuah retreat dimana kita melatih hidup berkesadaran. Yang dilatih sangatlah abstrak: melatih kesadaran. Dimulailah kita melatih sadar bernapas. Bayangkan saja, setelah sekian lama hidup, di retreat tersebut saya dan seluruh peserta melatih kesadaran bernapas. Saya pikir agak lucu juga repot-repot ikut retreat, kok dilatih bernapas dengan sadar. Akhirnya dengan pasrah, saya kemudian melatih napas dengan sadar pada retreat tersebut. Napas masuk, napas keluar, semua dilakukan dengan sadar. Sadar disini bukan berarti napas yang dibuat-buat, tapi maksudnya adalah diamati dengan sadar.

Ditengah-tengah latihan tersebut, tiba-tiba dalam hati saya timbul sebuah rasa yang saya tidak pernah rasakan; betapa nikmatnya saya bisa bernapas. Saya sendiri sampai merasa geli sendiri bahwa pada saat itu tiba-tiba timbul rasa syukur atas nikmatnya bernapas. Saya jadi ingat ayah saya yang seumur hidupnya sering sekali menderita asma, dimana pada saat asma menyerang, napas menjadi sebuah usaha yang menyakitkan oleh karena rasa sulit bernapas akibat sesak. Ayah saya menggantungkan dirinya dengan obat-obat asma, sementara saya bisa melakukan napas dengan ringan tanpa usaha dan bantuan apapun. Indah dan nikmat sekali bisa bernapas.

Saya kemudian menjalani retreat tersebut dengan tekun dan tanpa pengharapan apa-apa. Ternyata, sambil latihan bernapas secara sadar, selain timbul rasa beryukur bahwa saya bisa bernapas dengan lancar, timbulah rasa syukur lainnya. Begitulah yang terjadi, hingga saya mengerti mengapa kesadaran bisa dilatih dengan cara melatih napas dengan berkesadaran. Sambil berlatih mengamati napas dengan sadar, ada timbul rasa dalam diri saya, betapa nikmatnya hidup ini, bahwa semua yang saya perlukan sebetulnya sudah disediakan oleh hidup. Bahkan saya sempat merasa konyol ditengah-tengah latihan tersebut, bahwa saya merasa bisa bersyukur sekali saat itu hanya untuk bisa duduk sambil menutup mata dalam suasana tenang. Kok bisa indah dan damai ya. Rasa bahagia yang biasa rasanya susah saya dapatkan, rasa bahagia yang penuh persyaratan yang saya pikir hanya bisa didapat dengan usaha keras, ternyata sekonyong-konyongnya datang kesaya saat saya duduk diam, menutup mata, dan mengamati napas saya. Kebahagiaan tanpa syarat.

Ternyata semua rasa syukur itu tumbuh dari melatih kesadaran. Jujur saya sampai bodoh dan geli sendiri karena perasaan-perasaan ini terasa ‘aneh’, karena biasa kita bersyukur kalau dapat uang, dapat perkerjaan, dapat rejeki, tapi bukan dari bahwa kita masih bisa bernapas dengan lancar. Begitu bersyukurnya sampai saya merasa hidup itu indah hanya karena saya bisa menikmati diri saya yang sedang bernapas ini.

Ternyata itulah salah satu hasil yang saya dapat dari berlatih kesadaran. Saya rasa, jika kita sering melatih kesadaran, kita akan menemukan  damai  dibalik semua pikiran dan perasaan kita. Dengan melatih hidup berkesadaran, saya jadi bisa menikmati hidup sampai kepada hal-hal yang sangat sederhana seperti mensyukuri napas yang bisa saya lakukan dengan lancar. Saya bisa menyukuri nikmatnya duduk menutup mata menikmati kesunyian. Saya bisa menikmati indahnya matahari,hujan, dan udara disekitar saya. Saya bahkan bisa menikmati kesulitan dan tantangan kehidupan yang saya lalui. Saya menikmati perjuangan hidup yang dijalani. Bahkan akhirnya berbagai hal-hal yang rasanya menganggu, menyakitkan, berat, menantang dan sulitpun saya tetap  bisa  menemukan rasa syukur di dalamnya. Saya bisa menikmati keberadaan diri saya, tanpa syarat apa-apa. Luar biasa.

Kenapa Kita Belajar?

Free Image Hosting at www.ImageShack.us
Tuhan melengkapi manusia dengan berbagai kemampuan, bukan agar manusia berdiam diri, tapi agar manusia sadar dan berkembang. Dan dengan kemampuan kita sebagai manusia, sebaiknya tidak kita sia-siakan, karena kita diberi kemampuan untuk selalu menjaga kehidupan. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan tidak saja membuat kita dapat melangsungkan kehidupan, tetapi juga menjaga kehidupan dan merekreasikan kembali kehidupan, memberi kehidupan untuk terus melakukan regenerasi.

Belajar juga merupakan cara kita membaktikan diri kepada hidup, jika pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang kita pelajari dapat meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang nurturing, bukan dengan cara yang menghancurkan. Untuk saya, belajar dan pengaplikasiannya terhadap berbagai sisi kehidupan saya, membuat saya berkembang sebagai manusia yang semakin utuh setiap harinya. Belajar bagi saya juga merupakan cara kita bersyukur, cara kita merawat kehidupan. Karena tanpa belajar dan tanpa penerapan dan pengolahan dari apa yang kita pelajari, hidup bisa mengalami stagnasi, dan berbagai hal bisa mengalami kerusakan dan kehancuran dalam hidup. Dengan kerap belajar, dan kerap mengaplikasikan olahan dari apa yang kita pelajari, nadi kehidupan terus berjalan.

Belajar, harus disertai tujuan yang jelas. Ada yang belajar untuk tujuan hobi, mengisi waktu luang. Ada juga yang belajar agar ilmunya bisa dipakai di dunia bekerja, untuk penghidupan dan untuk mempunyai kualitas kehidupan (misalnya dari segi ekonomi) yang baik bagi diri sendiri maupun keluarga. Setiap orang mempunyai alasannya sendiri untuk belajar. Semua sah-sah saja. Namun memang akan lebih baik jika apa yang kita pelajari berguna untuk meningkatkan kualitas hidup kita maupun kualitas hidup orang lain, apakah itu keluarga, sahabat atau masyarakat. Ilmu dan ilmu pengetahuan hendaknya memberi manfaat bagi kehidupan.

Belajar tidak cukup berhenti dalam pencapaian akademis. Agar apa yang dipelajari berguna, kita harus mengolah apa yang dipelajari agar bisa digunakan dalam konteks kehidupan kita. Apakah itu untuk kehidupan dunia kerja, dan kehidupan lainnya. Jika ilmu dan ilmu pengetahuan yang kita pelajari tidak kita olah, maka ilmu dan ilmu pengetahuan tersebut bisa menjadi tidak relevan dengan konteks kehidupan kita. Setelah belajar, harus ada kemampuan untuk mengolah ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari, karena konteks kehidupan sangat beragam. Kemampuan mengolah berbagai hal yang telah dipelajari membutuhkan kemampuan analisa.

Setelah di olah dan di sesuaikan dengan konteks kehidupan yang sedang kita jalani, ilmu dan ilmu pengetahuan yang kita telah pelajari, kemudian dapat kita aplikasikan dalam konteks kehidupan kita. Pada saat kita aplikasikan tentu akan ada trial dan error.  Akan ada hal yang ternyata berhasil kita aplikasikan, ada hal yang ternyata tidak berhasil kita aplikasikan. Itu adalah hal yang alami dari sebuah proses. Ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah di olah dan berhasil diaplikasikan, bisa kita pertahankan dan kembangkan, sambil melihat berbagai perubahan yang kerap terjadi. Penyesuaian terhadap berbagai perubahan akan selalu perlu kita lakukan. Ilmu dan ilmu pengetahuan yang sudah kita olah namun belum atau tidak berhasil di aplikasikan dalam konteks kehidupan kita, dapat kita evaluasi kembali agar dapat diperbaiki. Apa faktor yang membuatnya belum atau tidak berhasil.

Pada akhirnya hidup itu memang selalu berubah. Selalu berevolusi. Kita harus pandai menyikapinya. Belajar tidak akan ada gunanya jika kita kerap melakukan kesalahan dalam kehidupan. Seringkali kita melihat seseorang berpendidikan namun tidak cerdas dalam menyikapi hidup. Belajar bukanlah hanya untuk sebuah pencapaian akademis, tetapi, belajar hendaknya membuat kita menjadi manusia yang bijak. Bukan saja manusia yang sukses dalam karir. Tetapi, jika kita telaah, manusia yang sukses dalam bidangnya, ternyata mempunyai value atau nilai dasar kehidupan yang baik.

Coba saja kita membaca artikel tentang orang-orang yang sukses, biasanya mereka mempunyai nilai kehidupan yang mendasari kesuksesan mereka tersebut. Belajar jika disertai landasan atas nilai kehidupan, tentunya akan lebih baik dibanding belajar yang tidak didasari nilai dasar kehidupan. Jadinya seseorang bisa saja pintar, tapi tanpa dasar nilai kehidupan yang baik, apa yang dipelajari orang tersebut tidak membuat ia menjadi seseorang yang bijak, tidak membuatnya mempunyai kualitas hidup yang baik sebagai manusia seutuhnya. Kalau secara pribadi tidak bijak, apalagi dalam merespond situasi yang berkaitan dengan orang lain? Ilmu dan ilmu pengetahuan yang dipelajari seseorang sebaiknya meningkatkan kualitas terhadap dirinya dahulu, sebelum itu memberi manfaat bagi orang lain

Belajarlah, mengolah ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah di dapat, dan menerapkannya dalam hidup, serta kerap mengevaluasi serta mengadakan penyesuaian dalam perkembangannya. Untuk itu kita perlu berproses. Jangan hanya mengabadikan ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari sebagai pencapaian akademis yang dipajang dan dimasukan dalam lemari kaca untuk dipandang-pandang, namun tidak memberi peningkatan kualitas diri kita sebagai manusia yang utuh, yang menyatu dengan alam semesta.

Belajar, mengolah, mengaplikasikan, dan mengembangkan. Mengembangkan, menyesuaikan, menghidupi, dan merawat kehidupan. Dengan merawat kehidupan, kita dapat merekreasikan kembali kehidupan.

sumber : http://id.omg.yahoo.com

Sedapnya Daun Pisang

Free Image Hosting at www.ImageShack.us
Pernahkah Anda berpikir, menapa setiap makanan yang berbungkus daun pisang, rasanya dijamin maknyus

Bisa Anda bandingkan, ketika mengkonsumsi nasi rames yang dibungkus dengan kertas minyak dengan nasi rames bungkus yang dibungkus daun pisang. Tentu perbandingan rasanya berbeda bukan?

Kandungan polifenol pada daun pisanglah yang berjasa atas itu semua. Polifenol memiliki peran sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan. Antioksidan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit jantung, pembuluh darah, dan kanker. Penelitian menyimpulkan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer (pengecilan otak)

Nah polifenol inilah yang memberi aroma sedap pada masakan. Bilamana Anda Menuangkan masakan panas di atasnya. Daun pisang juga mengandung zat lilin. Nah dengan adanya lapisan ini, makanan berkuah pun (misal nasi liwet). tidak akan tumpah.

sumber : http://intisari-online.com/

Jangan Panik Kalau Mencium Bau LPG

Free Image Hosting at www.ImageShack.us
Tabung LPG (elpiji) tetap menjadi sumber panas utama aktivitas memasak di dapur rumah tangga.  Penggunaan LPG kian meluas. Tapi, ada satu hal yang tetap dicemaskan masyarakat yakni kasus kebakaran akibat kebocoran LPG. Dengan pemahaman yang memadai, risiko akibat kebocoran LPG sebenarnya dapat diminimalkan.

Cek secara berkala
LPG merembes keluar tabung lewat kebocoran pada dinding atau daerah las tabung, katup kuningan tabung, regulator, selang, atau koneksi antara tabung dengan regulator, regulator dengan selang, dan selang dengan kompor gas yang kurang kuat. Jadi, secara berkala harus selalu dipastikan kekuatan sambungan klem antara regulator dengan selang dan selang dengan kompor gas. Kondisi selang juga perlu dicek. Jika sudah retak-retak, sebaiknya diganti saja.
Memasang regulator ke katup kuningan tabung pun harus dipastikan kekuatannya, tidak ada suara berdesis atau bau LPG yang mengindikasikan adanya kebocoran dari sambungan tersebut. Jika LPG tetap keluar, kemungkinan seal karet di katup kuningan tabung sudah rusak. Mintalah seal yang baik pada petugas yang mengantarkan tabung atau di tempat Anda membeli isi ulang LPG. Agen LPG biasanya memiliki seal yang baik sebagai pengganti yang rusak, dan bersedia menggantikan seal rusak dengan yang baik.

Lebih berat daripada udara
Jika setelah melakukan upaya pencegahan di atas masih saja mendeteksi kebocoran LPG lewat baunya yang khas, jangan panik! LPG adalah gas tak beracun yang berat jenisnya lebih besar daripada udara (± 1,6 kali udara). Artinya, LPG yang merembes keluar tabung selalu akan tertarik ke lantai dapur karena adanya gravitasi bumi. LPG tak akan bisa melayang-layang di udara. Karenanya, ketika mencium bocoran gas LPG, segera matikan kompor gas. Bila ada sumber api yang menyala segera naikkan ke atas dan matikan. Jika memungkinkan, cabut regulator dari tabung LPG. Lalu, segeralah buka seluruh ventilasi udara (jendela dan pintu) agar LPG segera keluar dari dapur.
Untuk mempercepatnya, Anda dapat menggunakan sapu dan seolah menyapu lantai ke arah luar dapur. Memang Anda tak bisa melihatnya tapi sesungguhnya LPG yang ada di lantai akan tersapu ke luar. Bila bau gas tak juga hilang, upayakan keluarkan tabung LPG dari dapur, dan segera hubungi agen LPG yang kompeten untuk menangani situasi tersebut. Tapi, jangan lupa matikan dulu api bila ada bau merkaptan khas LPG.