Google Buka Lapak Surat Kabar Digital

 Google dipastikan akan membuka 'lapak' baru di dunia maya. Perusahaan itu memastikan akan membuat toko yang menyediakan berbagai surat kabar dalam versi digital.

Menurut sebuah sumber, Google saat ini sedang menjajaki kerjasama dengan berbagai penerbit surat kabar di Amerika Serikat (AS) untuk membuat toko koran digitalnya tersebut segera terwujud. Nantinya koran versi digital itu dapat dibeli dan dibaca melalui smartphone dan tablet berbasis Android.

Seperti yang dilansir Reutres, Senin (3/1/2011), beberapa penerbit surat kabar yang tertarik adalah Time Warner yang merupakan unit dari Time Inc, Conde Nast and Hearst Corp.

Para perusahana penerbitan itu bakal tertarik. Pasalnya komisi ditawarkan Google bagi para penerbit adalah margin keuntungan atau komisi yang lebih besar ketimbang apabila konten mereka dijual ke Apple iTunes.

Selain komisi yang lebih banyak, Google juga akan memberikan data siapa-siapa saja pelanggan koran dan majalah yang biasa membaca versi digital kepada penerbit tersebut.

Layanan ini ditujukan supaya penerbit bisa langsung memberikan publikasi atau iklan kepada para pembacanya.

Sayangnya belum diketahui kapan toko koran digital ini bakal direalisasikan. Pasalnya hingga saat ini Google masih belum bersedia komentar mengenai layanan terbarunya tersebut
 sumber : http://techno.okezone.com

Dalam dosis ringan, gas beracun berguna dalam pengobatan

Nitrik oksida, karbon monoksida, dan hidrogen sulfida--ketiganya gas beracun--sedang diteliti kegunaannya dalam penanganan berbagai penyakit.

Ketiga gas beracun itu bisa dihasilkan oleh pabrik serta kendaraan bermotor. Akan tetapi, Dr. Mark Gladwin, seorang spesialis paru-paru dan peneliti dari University of Pittsburg Medical Center, mengatakan kalau penelitian terhadap ketiga gas tersebut sudah lama dilakukan. Para peneliti berusaha mencari kegunaan ketiganya dalam terapi.
Gladwin menjelaskan kalau ketiga gas beracun tersebut juga menjadi bahan kimia penting bagi tubuh, "ketika berada dalam dosis rendah," katanya. Ketiganya termasuk gaseotransmitter yang menurunkan tekanan darah, mencegah peradangan, serta mengatur penggunaan oksigen.
Cara kerja nitrik oksida, karbon monoksida, dan hidrogen sulfida dalam tubuh mirip dengan hormon. Setelah mereka masuk ke dalam sel, mereka mengaktifkan protein. Protein yang diaktifkan mengaktifkan dan menonaktifkan protein lain. Informasi yang dibawa diteruskan dari protein ke protein lain seperti efek domino. Hasilnya bisa berbentuk energi dari sebuah sel atau aktifnya sebuah gen. Gaseotransmitter juga berfungsi untuk membuka membran sel sehingga molekul pembawa energi bisa masuk dan mengubah metabolisme sel.
Nitrik oksida, karbon monoksida, dan hidrogen sulfida memiliki fungsi yang serupa. Demikian dijelaskan oleh David Lefer, ahli fisiologi kardiovaskular dari Emory University School of Medicine di Atlanta, Amerika  Serikat. "Nitrik oksida-lah gaseotransmitter utama. Kedua gas lain merupakan cadangan," jelasnya.

Nitrik oksida bisa memperlebar pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun. Sejak tahun 1999, dokter menggunakan gas ini untuk menolong bayi yang lahir dengan tekanan darah yang tinggi di paru-paru. Saat ini para peneliti tengah mencari kemungkinan penggunaan nitrik oksida untuk terapi bagi penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia), gagal jantung, serta pengobatan untuk luka luar.
Karbon dioksida sering digunakan dalam organ donor, seperti donor ginjal. Sistem kekebalan tubuh sering menyerang organ tubuh baru, termasuk ginjal. Akibatnya, terjadi peradangan. Karbon dioksida sering digunakan untuk mencegah peradangan.
Hidrogen sulfida termasuk gas baru dalam gaseotransmitter. Dalam percobaan dengan hewan kecil seperti cacing dan tikus. Tapi percobaan belum berhasil pada hewan yang lebih besar. Ini yang membuat Lefer kurang yakin kalau hidrogen sulfida bisa bekerja pada manusia.
Hidrogen sulfida memperlambat produksi energi pada sel. Dengan metabolisme yang sangat rendah, mendekati hibernasi, organ bisa bertahan lama dengan jumlah oksigen yang sangat sedikit. Lefer berharap hidrogen sulfida dapat dipakai untuk para korban gagal jantung sehingga organ tubuh lain bisa bertahan lebih lama meskipun suplai oksigennya terhambat.
Karena tingkat racun pada gaseotransmitter sangat tinggi, para ilmuwan sangat berhati-hati pada saat penelitian. Mereka lebih berharap bakal ditemukannya obat yang memiliki fungsi serupa namun tidak berbahaya dan lebih nyaman pada pasien. Para ilmuwan juga khawatir dengan efek samping yang mungkin dihasilkan.
Akan tetapi, Gladwin menjelaskan, beberapa efek samping mungkin menguntungkan. Ia mengambil contoh kasus: viagra merupakan sebuah obat yang memanfaatkan efek samping obat penambah tekanan darah.

Hanya 6 Tahun, Nilai Facebook Rp450 Triliun

Facebook, raksasa Internet terbesar saat ini, kembali memasuki babak baru. Baru-baru ini, jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu menerima suntikan dana baru sebesar US$500 juta, setara Rp4,5 triliun.

Pinjaman itu dilaporkan datang dari Goldman Sachs sebesar US$450 juta (setara Rp4 triliun) dan lembaga riset investasi asal Rusia, Digital Sky Technologies sebesar US$50 juta (setara Rp450 miliar).

Sebelumnya, Facebook telah mencatat lima kali babak pendanaan yang totalnya mencapai US$800 juta, atau sekitar Rp7,2 triliun.

Dengan pendanaan baru ini, jejaring sosial yang baru berusia enam tahun itu telah menerima pendanaan sebesar US$1,3 miliar, setara Rp11,7 triliun.

"Dengan akumulasi suntikan dana tersebut, valuasi Facebook kini sudah meningkat menjadi US$50 miliar (setara Rp450 triliun)," tulis New York Times yang dikutip VIVAnews, Senin 3 Januari 2011.

Sebagaimana diketahui, harga Facebook sempat naik turun di kisaran US$40-50 miliar pada pasar sekunder dalam beberapa minggu terakhir. September lalu, jejaring sosial yang menampung lebih dari setengah miliar orang itu masih di kisaran harga US$23-33 miliar, dan pada November naik menjadi US$41 miliar.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Goldman Sachs akan membantu Facebook mendapatkan tambahan dana sebesar US$1,5 miliar. Untuk mencapainya, bank investasi itu akan membuat "kendaraan khusus" yang memungkinkan orang lain untuk berinvestasi di Facebook secara tidak langsung.

Cara ini dipercaya akan membantu Facebook lolos dari persyaratan yang tertulis di dalam regulasi S.E.C, di mana sebuah perusahaan harus memiliki 499 investor untuk menuju IPO (initial public offering).

Kabarnya, Goldman Sachs akan menjadi investor pertama di Facebook nanti. Menurut laporan NYT, Goldman Sachs menawarkan opsi untuk menjual US$75 juta sahamnya ke perusahaan asal Rusia itu.

Hingga saat ini, masih belum jelas apa yang akan dilakukan Facebook dengan uangnya tersebut. Sementara ini, uang itu bisa saja dipakai untuk kas sejumlah karyawan dan investor atau justru menggelar perekrutan karyawan besar-besaran. Yang jelas, untuk melakukan kedua hal tersebut, dana yang baru didapat bisa dibilang terlalu besar. 

Bagaimana musik pengaruhi aktivitas otak?

Free Image Hosting at www.ImageShack.us
Mengapa musik tertentu dapat menggugah, sedangkan yang lainnya datar-datar saja?

Ilmuwan dari Florida Atlantic University mengidentifikasi aspek-aspek utama dalam pertunjukan musik yang menyebabkan emosi dengan mempelajari aktivitas otak. 

Para peneliti merekam seorang pianis memainkan Etude in E Major, Op. 10, No. 3, karya Frederic Chopin dengan piano di komputer. Versi ini disebut "performa ekspresif".

Para peneliti juga merekam komposisi yang sama menggunakan komputer, tapi bukan hasil permainan seorang pianis. Versi ini diberi nama "performa mekanik". 

Kedua versi memiliki elemen-elemen musik yang secara rata-rata sama--melodi, harmoni, ritme, tempo, dan kenyaringan. Hanya saja performa ekspresif memiliki perubahan dinamika dalam tempo dan kenyaringan, suatu variasi yang sering digunakan pianis untuk membangkitkan emosi.

Partisipan dalam uji coba ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah orang-orang yang berpengalaman dalam dunia musik, meskipun mereka belum tentu musisi profesional. "Mereka adalah orang yang pernah terlibat dalam paduan suara atau bermain untuk sebuah band," ujar Edward Large, peneliti utama dalam penelitian berjudul Dynamic Emotional and Neural Responses to Music Depend on Performance Expression and Listener Experience ini. Kelompok kedua adalah orang-orang tidak berpengalaman dengan musik. 

Peneliti menggunakan pencitraan saraf fMRI, yaitu pencitraan magnetik MRI yang mengukur perubahan dalam aliran darah terkait aktivitas saraf di otak ketika para partisipan mendengarkan kedua versi musik yang disediakan. 

Analisis aktivitas otak dilakukan untuk membandingkan respons atas performa ekspresif dengan performa mekanik. Mereka juga membandingkan respons pendengar berpengalaman dengan yang tidak berpengalaman. Efek perubahan tempo terhadap aktivitas otak juga diperhatikan.

Penelitian dibagi menjadi tiga tahap. Pada tahap pertama, partisipan diminta melaporkan perasaan mereka. Kemudian, lanjut pada tahap kedua, mereka ditempatkan dalam fMRI dan diminta berbaring tanpa bergerak dalam alat pemindai dengan mata tertutup. Partisipan diminta mendengarkan kedua versi musik tanpa melaporkan respons emosional mereka. Setelah fMRI, mereka melaporkan lagi emosi yang dirasakan.

Hasil studi yang dipublikasi PLoS One ini membenarkan hipotesis bahwa musik yang dimainkan secara ekspresif oleh manusia memicu emosi dan memicu aktivitas saraf tertentu pada otak. Selain itu, pendengar yang punya pengalaman mengalami peningkatan aktivitas di pusat emosi pada otak.

Hasil penelitian menunjukkan aktivitas saraf yang mengikuti nuansa pertunjukan musik secara langsung. Aktivitas tersebut muncul di bagian otak yang mengatur gerak motorik untuk mengikuti irama musik. Aktivasi bagian sistem saraf cermin, sistem yang pegang peran penting dalam memahami dan meniru tindakan, juga terjadi.

“Sebelumnya, sudah diteorikan bahwa sistem syaraf cermin memberi mekanisme di mana pendengar merasakan emosi penampil (musisi), membuat komunikasi musikal menjadi bentuk empati. Hasil kami cenderung mendukung hipotesis itu,” ujar Large.