Kenapa Kita Belajar?

Free Image Hosting at www.ImageShack.us
Tuhan melengkapi manusia dengan berbagai kemampuan, bukan agar manusia berdiam diri, tapi agar manusia sadar dan berkembang. Dan dengan kemampuan kita sebagai manusia, sebaiknya tidak kita sia-siakan, karena kita diberi kemampuan untuk selalu menjaga kehidupan. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan tidak saja membuat kita dapat melangsungkan kehidupan, tetapi juga menjaga kehidupan dan merekreasikan kembali kehidupan, memberi kehidupan untuk terus melakukan regenerasi.

Belajar juga merupakan cara kita membaktikan diri kepada hidup, jika pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang kita pelajari dapat meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang nurturing, bukan dengan cara yang menghancurkan. Untuk saya, belajar dan pengaplikasiannya terhadap berbagai sisi kehidupan saya, membuat saya berkembang sebagai manusia yang semakin utuh setiap harinya. Belajar bagi saya juga merupakan cara kita bersyukur, cara kita merawat kehidupan. Karena tanpa belajar dan tanpa penerapan dan pengolahan dari apa yang kita pelajari, hidup bisa mengalami stagnasi, dan berbagai hal bisa mengalami kerusakan dan kehancuran dalam hidup. Dengan kerap belajar, dan kerap mengaplikasikan olahan dari apa yang kita pelajari, nadi kehidupan terus berjalan.

Belajar, harus disertai tujuan yang jelas. Ada yang belajar untuk tujuan hobi, mengisi waktu luang. Ada juga yang belajar agar ilmunya bisa dipakai di dunia bekerja, untuk penghidupan dan untuk mempunyai kualitas kehidupan (misalnya dari segi ekonomi) yang baik bagi diri sendiri maupun keluarga. Setiap orang mempunyai alasannya sendiri untuk belajar. Semua sah-sah saja. Namun memang akan lebih baik jika apa yang kita pelajari berguna untuk meningkatkan kualitas hidup kita maupun kualitas hidup orang lain, apakah itu keluarga, sahabat atau masyarakat. Ilmu dan ilmu pengetahuan hendaknya memberi manfaat bagi kehidupan.

Belajar tidak cukup berhenti dalam pencapaian akademis. Agar apa yang dipelajari berguna, kita harus mengolah apa yang dipelajari agar bisa digunakan dalam konteks kehidupan kita. Apakah itu untuk kehidupan dunia kerja, dan kehidupan lainnya. Jika ilmu dan ilmu pengetahuan yang kita pelajari tidak kita olah, maka ilmu dan ilmu pengetahuan tersebut bisa menjadi tidak relevan dengan konteks kehidupan kita. Setelah belajar, harus ada kemampuan untuk mengolah ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari, karena konteks kehidupan sangat beragam. Kemampuan mengolah berbagai hal yang telah dipelajari membutuhkan kemampuan analisa.

Setelah di olah dan di sesuaikan dengan konteks kehidupan yang sedang kita jalani, ilmu dan ilmu pengetahuan yang kita telah pelajari, kemudian dapat kita aplikasikan dalam konteks kehidupan kita. Pada saat kita aplikasikan tentu akan ada trial dan error.  Akan ada hal yang ternyata berhasil kita aplikasikan, ada hal yang ternyata tidak berhasil kita aplikasikan. Itu adalah hal yang alami dari sebuah proses. Ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah di olah dan berhasil diaplikasikan, bisa kita pertahankan dan kembangkan, sambil melihat berbagai perubahan yang kerap terjadi. Penyesuaian terhadap berbagai perubahan akan selalu perlu kita lakukan. Ilmu dan ilmu pengetahuan yang sudah kita olah namun belum atau tidak berhasil di aplikasikan dalam konteks kehidupan kita, dapat kita evaluasi kembali agar dapat diperbaiki. Apa faktor yang membuatnya belum atau tidak berhasil.

Pada akhirnya hidup itu memang selalu berubah. Selalu berevolusi. Kita harus pandai menyikapinya. Belajar tidak akan ada gunanya jika kita kerap melakukan kesalahan dalam kehidupan. Seringkali kita melihat seseorang berpendidikan namun tidak cerdas dalam menyikapi hidup. Belajar bukanlah hanya untuk sebuah pencapaian akademis, tetapi, belajar hendaknya membuat kita menjadi manusia yang bijak. Bukan saja manusia yang sukses dalam karir. Tetapi, jika kita telaah, manusia yang sukses dalam bidangnya, ternyata mempunyai value atau nilai dasar kehidupan yang baik.

Coba saja kita membaca artikel tentang orang-orang yang sukses, biasanya mereka mempunyai nilai kehidupan yang mendasari kesuksesan mereka tersebut. Belajar jika disertai landasan atas nilai kehidupan, tentunya akan lebih baik dibanding belajar yang tidak didasari nilai dasar kehidupan. Jadinya seseorang bisa saja pintar, tapi tanpa dasar nilai kehidupan yang baik, apa yang dipelajari orang tersebut tidak membuat ia menjadi seseorang yang bijak, tidak membuatnya mempunyai kualitas hidup yang baik sebagai manusia seutuhnya. Kalau secara pribadi tidak bijak, apalagi dalam merespond situasi yang berkaitan dengan orang lain? Ilmu dan ilmu pengetahuan yang dipelajari seseorang sebaiknya meningkatkan kualitas terhadap dirinya dahulu, sebelum itu memberi manfaat bagi orang lain

Belajarlah, mengolah ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah di dapat, dan menerapkannya dalam hidup, serta kerap mengevaluasi serta mengadakan penyesuaian dalam perkembangannya. Untuk itu kita perlu berproses. Jangan hanya mengabadikan ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari sebagai pencapaian akademis yang dipajang dan dimasukan dalam lemari kaca untuk dipandang-pandang, namun tidak memberi peningkatan kualitas diri kita sebagai manusia yang utuh, yang menyatu dengan alam semesta.

Belajar, mengolah, mengaplikasikan, dan mengembangkan. Mengembangkan, menyesuaikan, menghidupi, dan merawat kehidupan. Dengan merawat kehidupan, kita dapat merekreasikan kembali kehidupan.

sumber : http://id.omg.yahoo.com

Sedapnya Daun Pisang

Free Image Hosting at www.ImageShack.us
Pernahkah Anda berpikir, menapa setiap makanan yang berbungkus daun pisang, rasanya dijamin maknyus

Bisa Anda bandingkan, ketika mengkonsumsi nasi rames yang dibungkus dengan kertas minyak dengan nasi rames bungkus yang dibungkus daun pisang. Tentu perbandingan rasanya berbeda bukan?

Kandungan polifenol pada daun pisanglah yang berjasa atas itu semua. Polifenol memiliki peran sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan. Antioksidan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit jantung, pembuluh darah, dan kanker. Penelitian menyimpulkan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer (pengecilan otak)

Nah polifenol inilah yang memberi aroma sedap pada masakan. Bilamana Anda Menuangkan masakan panas di atasnya. Daun pisang juga mengandung zat lilin. Nah dengan adanya lapisan ini, makanan berkuah pun (misal nasi liwet). tidak akan tumpah.

sumber : http://intisari-online.com/

Jangan Panik Kalau Mencium Bau LPG

Free Image Hosting at www.ImageShack.us
Tabung LPG (elpiji) tetap menjadi sumber panas utama aktivitas memasak di dapur rumah tangga.  Penggunaan LPG kian meluas. Tapi, ada satu hal yang tetap dicemaskan masyarakat yakni kasus kebakaran akibat kebocoran LPG. Dengan pemahaman yang memadai, risiko akibat kebocoran LPG sebenarnya dapat diminimalkan.

Cek secara berkala
LPG merembes keluar tabung lewat kebocoran pada dinding atau daerah las tabung, katup kuningan tabung, regulator, selang, atau koneksi antara tabung dengan regulator, regulator dengan selang, dan selang dengan kompor gas yang kurang kuat. Jadi, secara berkala harus selalu dipastikan kekuatan sambungan klem antara regulator dengan selang dan selang dengan kompor gas. Kondisi selang juga perlu dicek. Jika sudah retak-retak, sebaiknya diganti saja.
Memasang regulator ke katup kuningan tabung pun harus dipastikan kekuatannya, tidak ada suara berdesis atau bau LPG yang mengindikasikan adanya kebocoran dari sambungan tersebut. Jika LPG tetap keluar, kemungkinan seal karet di katup kuningan tabung sudah rusak. Mintalah seal yang baik pada petugas yang mengantarkan tabung atau di tempat Anda membeli isi ulang LPG. Agen LPG biasanya memiliki seal yang baik sebagai pengganti yang rusak, dan bersedia menggantikan seal rusak dengan yang baik.

Lebih berat daripada udara
Jika setelah melakukan upaya pencegahan di atas masih saja mendeteksi kebocoran LPG lewat baunya yang khas, jangan panik! LPG adalah gas tak beracun yang berat jenisnya lebih besar daripada udara (± 1,6 kali udara). Artinya, LPG yang merembes keluar tabung selalu akan tertarik ke lantai dapur karena adanya gravitasi bumi. LPG tak akan bisa melayang-layang di udara. Karenanya, ketika mencium bocoran gas LPG, segera matikan kompor gas. Bila ada sumber api yang menyala segera naikkan ke atas dan matikan. Jika memungkinkan, cabut regulator dari tabung LPG. Lalu, segeralah buka seluruh ventilasi udara (jendela dan pintu) agar LPG segera keluar dari dapur.
Untuk mempercepatnya, Anda dapat menggunakan sapu dan seolah menyapu lantai ke arah luar dapur. Memang Anda tak bisa melihatnya tapi sesungguhnya LPG yang ada di lantai akan tersapu ke luar. Bila bau gas tak juga hilang, upayakan keluarkan tabung LPG dari dapur, dan segera hubungi agen LPG yang kompeten untuk menangani situasi tersebut. Tapi, jangan lupa matikan dulu api bila ada bau merkaptan khas LPG. 

Bahaya Penyakit Gigi

Sakit gigi merupakan salah satu penyakit yang tidak dapat di tahan oleh dewasa, orang tua, maupun anak-anak. Banyak orang tidak mengetahui bahayanya penyakit gigi terhadap diri kita sendiri.
Tanggal 27 February tahun lalu,ada berita di Washington Post bahwa seorang anak berusia 12 tahun meninggal gara2 salah satu giginya abscess (bernanah). Rupanya anak ini (namanya Deamonte Driver ) berasal dari keluarga miskin, mereka tinggal didaerah Maryland ,(MD) USA. Orang tua Deamonte tidak mempunyai medical & dental insurance, jadi persoalan giginya didiamkan saja dengan harapan tidak akan terjadi apa2. Tetapi ternyata timbul komplikasi, dimana kuman2 dari giginya yang abscess telah menjalar ke otak sehingga menyebabkan brain abscess (odontogenic in origin). Deamonte merasakan sakit di kepala yang sangat hebat sehingga terpaksa dirush kehospital dan dilakukan emergency brain surgery.
Dia dirawat selama 6 minggu dirumah sakit, menelan biaya lebih dari $250,000 US (biaya ini terpaksa ditanggung pemerintah), menjalani 2 kali operasi otak dan giginya yang abscess dicabut tetapi akhirnya dia meninggal dunia. Kalau saja orang tua Deamonte tahu akan bahayanya penyakit gigi tentu dia sekarang masih hidup. Saya percaya kasus seperti ini tentu terjadi juga dinegara lain, termasuk Indonesia hanya saja tidak diberitakan oleh media.
Salah satu penyakit gigi yang banyak terjadi pada orang dewasa adalah Periodontal Disease/Periodontitis (di Amrik disebut juga gum disease). Periodontitis adalah peradangan dari jaringan periodontium. Periodontium 

terdiri dari 4 bagian :
1.Gum/ gusi
2.Alveolar bone/ tulang alveolar
3.Cementum/ lapisan luar dari akar gigi
4.Periodontal Ligament/serat2 yang memegang gigi ketulang alveolar.

The World Health Organization (WHO) melaporkan kira2 15 % dari adults diseluruh dunia mengidap advanced periodontal disease.
Di Amerika sekitar 30-50 % dari adults diatas 30 tahun menderita penyakit ini.
Periodontal Disease disebabkan oleh bakteri yang melekat pada permukaan gigi (dental plaque) dan enzym yang dikeluarkan oleh tubuh sebagai imunne response terhadap serangan bakteri. Dari riset2 belakangan ini ternyata enzym ini malah merusak jaringan periodontium, sehingga terjadi periodontal pocket (celah2 diantara gusi dan gigi). Para ahli berusaha mencari jalan untuk mencegah aktivitas enzym yang merusak ini. Dan sekarang sudah ditemukan obat yang dapat mengurangi aktivitas enzym ini. Nama obatnya " Periostat ", it is the first medication that works by reducing the activity of the enzymes that destroy periodontium. Periostat (20 mg, twice a day) banyak digunakan untuk Advanced Periodontal Disease.

Tanda2nya anda terkena penyakit gusi/Periodontal Disease :
 * gusi berwarna merah (not pink) & mudah berdarah selagi sikat gigi ,dental floss/benang gigi atau 

menggigit makanan yang keras.
 * gusi bengkak.
 * bau mulut yang aduhai (bad breath).
 * gusi menyusut (gingival recession) sehingga gigi kelihatan panjang2.
 * deep pockets ( Celah2 diantara gusi dan gigi ) 4-10 mm /more.
 * gigi goyang.

Pencegahan untuk penyakit gusi :
* gosok gigi yang benar, paling sedikit 2x sehari.
* flossing dengan benang gigi/ dental floss sekali sehari.
* kumur2 dengan anti bakteri mouthwash, seperti Listerine atau Chlorhexidine Gluconate 0,12 % ( Peridex )
* regular dental check ups & cleaning oleh dokter gigi / hygienist.

Sejumlah riset belakangan ini mengatakan adanya hubungan antara penyakit gigi dengan diabetes , penyakit jantung koroner & stroke. Professor Howard Jenkins dari University Of Bristol in England mengatakan ada lebih dari 700 jenis bakteri didalam mulut manusia. Kebanyakan dari bakteri ini memang tidak berbahaya , namun ada beberapa diantaranya yang dapat menimbulkan penyakit pada pembuluh darah dimana bakteri yang berbahaya menempel pada platelet sehingga menyebabkan penggumpalan didalam blood vessel.
Kalau penggumpalan darah ini terjadi didaerah otak maka akan mengakibatkan stroke, apabila terjadi di jantung akan menyebabkan heart attack. The WHO believes that oral health is essential to quality of life and affects general health, particularly chronic inflammatory conditions such as  diabetes, cardiovascular or cerebrovascular disease.