Hampir setiap hari binatang ini melakukan aktivitas seksualnya. Hasrat seksualnya pun mencapai puncak saat pagi dan sore hari. Itulah serama, ayam asal Malaysia, yang hanya memiliki bobot sekitar 300 gram atau setara dengan tiga buah apel.
Selain dikenal sebagai ayam yang angkuh karena sering berjalan sambil membusungkan badan, ia pun terkenal memiliki nafsu yang luar biasa. "Nafsunya memang tinggi. Setiap hari puncaknya itu pada pagi dan sore," ucap Akmal, pencinta sekaligus pengembang biak serama, Minggu (16/1/2011), saat dijumpai Kompas.com, dalan kontes Trubus-Serama Cup 2011 di WTC Mangga Dua, Jakarta.
Meski memiliki nafsu yang tinggi, Akmal mengungkapkan, daya retas serama sangat rendah. Hal tersebut lantaran ukuran tubuh betina sangat kecil sehingga ketika pejantan melakukan penetrasi sering kali gagal. "Daya retasnya paling hanya 50 persen. Ini bergantung saat kawin karena postur kecil jadi sulit masuk. Maka dari itu sering kali dibantu, jadi betinanya dipegang nanti jantannya yang naik," ujar Akmal.
Selain itu, rendahnya daya retas juga karena kondisi cuaca. Kondisi suhu dingin akibat musim hujan membuat serama sering kali stres sehingga proses perkembangbiakan pun berjalan lamban.
Sementara itu, untuk mengikui kontes, serama jantan biasanya dikandangkan alias tidak boleh bergaul dengan serama lain apalagi kawin dengan betina, demikian juga sebaliknya. Hal ini karena serama bisa tampil prima saat hasratnya memuncak dan juga untuk menjaga kualitas bulu serama.
"Soalnya, serama ini suka iseng, saat kawin dia suka matok-matokin leher pasangannya, jadi bulu-bulunya copot," ujar Akmal.
Untuk menurunkan hasrat seksual serama sebelum bertanding dalam kontes, makanan pun diperhatikan yakni dengan memberikan pangan yang mengandung protein seperti pur, minyak ikan, atau jagung.
Untuk bisnis pengembangbiakan serama ini, diakui Akmal, tidak memerlukan banyak biaya perawatan. Untuk 15 ekor serama yang dimilikinya, Akmal biasa menghabiskan sekitar Rp 100.000 untuk biaya makanan. "Namun, kisaran harga serama sangat tinggi. Harga anakan umur 2-1 bulan saja bisa Rp 300.000-Rp 500.000, yang impor bisa sampai Rp 500.000-Rp 1 juta. Ayam sekarang yang di tempat saya sudah dipesan-pesanin, bahkan ada yang inden," ujar Akmal.
sumber : http://megapolitan.kompas.com/
No comments:
Post a Comment