Sekilas Sejarah Java Jazz Festival

Jakarta Internasional Java Jazz Festivaladalah Festival Jazz tahunan yang diselenggarakan pada setiap Maret di Jakarta, sejak tahun 2005. Jakarta International Java Jazz Festival tidak hanya menjadi salah satu terbaik di Indonesia jazz festival, tetapi juga salah satu ajang paling bergengsi dan terbesar di dunia.Festival ini awalnya dipelopori oleh seorang penggemar sekaligus pelaku di Industri musik jazz ditanah air,Peter F. Gontha.
Peter adalah salah satu sosok yang membawa Jazz ke Indonesia dan dia adalah pemilik dari Jakarta's top jazz, Jamz di mana seniman-seniman besar eperti Bob James, Lee Ritenour, Chick Corea, Ramsey Lewis, the Rippingtons, Brecker Brothers, George Duke berkumpul dan berekspresi dalam wadah sebuah komunitas Jazz yang hidup dan bernafas untuk jazz.
Dari hal itulah dia mulai untuk termotivasi dan terinspirasi oleh visi bahwa orang-orang dari seluruh dunia dapat bekerja sama dalam damai dan harmonis melalui medium indah musik, dia melihat musik sebagai satu-satunya bahasa internasional, lalu menerobos semua rintangan serta membuka hati dan pikiran mana pun yang terdeng
Dan pastinya jazz lah yang menjadi bahasa yang paling sempurna untuk disuarakan Peter sebagai ungkapan hati dalam berkarya. Maka ide nya untuk mengembangkan dan lebih mempopulerkan musik jazz dalam sebuah konsep festival urban berskala International pun terus bergulir dan diberi label resmi Jakarta International Java Jazz Festival. Jakarta International Java Jazz Festival diproduksi oleh PT. Java Festival Production.

Java Festival Production adalah perusahaan yang bergerak dalam memberikan pelayanan terpadu kelas dunia musik hiburan dan gaya hidup, bekerja sama dengan pemerintah, sektor swasta dan masyarakat, lokal dan internasional, dalam saling menguntungkan dan hubungan berkelanjutan.

Dengan mengusung visi untuk dapat diakui sebagai salah satu penyedia hiburan paling profesional di kawasan dengan program yang paling dikenal karena mutu, inovasi dan dampaknya dalam mempromosikan perdamaian, lintas-budaya sinergi dan pertumbuhan industri musik dan pariwisata.

Ditunjang oleh sumber daya terbaik dalam industri untuk memastikan kualitas penyelenggaraan setiap event tersebut, Java Festival Production sendiri diharapkan memegang nilai-nilai lebih dalam: kualitas, inovasi, pelayanan, komitmen, memberikan solusi terbaik, dan hubungan jangka panjang.
Selain menghadirkan musisi jazz mancanegara maupun dalam negeri, festival ini juga disertai musisi dari genre musik lainnya seperti R&B, soul, reggae. Antara musisi terkemuka yang hadir pada ajang tahun 2006 adalah JamesBrown, Earth, Wind & Fire, Eric Benet, Bubi Chen, dan Angie Stone sementara pada tahun 2007 Sergio Mendes, Chaka Khan, Lisa Ono dan Jamie Cullum adalah antara para musisi yang dijadwalkan tampil. Menurut situs resmi festival ini, lebih dari 67.000 pengunjung menghadiri festival selama tiga hari ini pada tahun 2006.
Dari perjalannya sejak 2005, penyelenggaraan event tersebut selalu dipusatkan di Jakarta Convention Center (JCC), namun pada pagelaran tahun 2010 kali ini penyelenggaraan event ini akan mengalami sedikit perubahan, yaitu pemindahan tempat penyelenggaraan karena dengan alasan daya tampung yang tidak memadai dan demi menciptakan kenyamanan bagi penikmatnya, tempat pertunjukan pun akhirnya dipindah ke JI Expo Kemayoran.
Hal itu harus dilakukan karena, menurut dia, setiap tahun penonton terus meningkat. Pada penyelenggaraan pada 2009, setiap hari rata-rata 30.000 penonton memadati arena pertunjukkan.
Pada penyelenggaraan tahun ini, jumlah penonton diperkirakan semakin besar. Apalagi,imbuh dia, harga tiket diturunkan hingga kisaran Rp100 ribu/hari, di luar tiket pertunjukan khusus untuk musisi istimewa.

Selain itu, keberadaan Java Jazz 2010 semakin meneguhkan posisi Indonesia sebagai salah satu penyelenggara festival jazz terakbar di dunia. Bahkan sekarang para musisi jazz besar dunia melirik Java Jazz sebagai salah satu festival jazz tetap yang harus diikuti. Keberadaannya sudah sejajar meski kalah tua dengan festival jazz bergengsi seperti North Sea Jazz Festival di Belanda dan beberapa festival jazz mapan dan besar lainnya. Musisi Penampil Menurut Peter, tidak berlebihan jika beberapa musisi jazz atau musisi lintasaliran saling berlomba mengikutsertakan namanya dalam Java Jazz 2010. Nama-nama yang sudah pasti bakal memamerkan kebolehannya di antaranya Hubert Laws, Randy Brecker, dan Bill Evans plus dukungan Steve Lukather (gitaris TOTO).
Musik jazz yang juga mengejawantah dalam genre cuban jazz, latin jazz, dan brazilian jazz yang akan ditampikan oleh Arturo O'Farril, Adonis Puentes, Bryan Lynch Latin Jazz Quartet, Emilio Santiago's Pristine Voice, Ivan Lins, dan Hendrik Meurkens Samba Jazz Quartet, juga tak maualpa untuk ikut tampil.
Sedangkan para ksatria jazz Tanah Air juga dipastikan akan diberi kesempatan yang sama dalam ajang tahunan ini. Di antaranya Tohpati, Bubi Chen, Indro Hardjodikoro, Oele Pattiselanno, Jeffrey Tahalele, dan Jakarta Broadway Team.

Selain itu, ada pula Andre Hehanusa, Ligro Trio, Idang Rasjidi, Syaharani, Elfa's Bossas, Aksan dan Titi Sjuman, RAN, Barry Likumahuwa, Soulvibe, Dewa Budjana, Gugun Blues Shelter,Opustre Soul Big Band, Lala Suwages, Ecoutez, Notturno, dan David Manuhutu.
Paul Dankmeyer selaku Direktur Java Jazz 2010 menegaskan, festival tahun ini akan menjelaskan posisi Indonesia dalam khazanah musik jazz dunia, selain menjembabatani musisi jazz dari berbagai latar kebudayaan, bangsa, dan bahasa.

Dalam catatan Paul, Java Jazz telah mendatangkan berbagai pelaku musik jazz, blues dan berbagai genre musik lainnya ke Jakarta untuk menandai festival tersebut semakin berarti dan disegani didunia.

No comments: